Tokyo, Demokratis
China mengeluarkan travel warning yang mendesak warganya menghindari melakukan perjalanan ke Jepang. Travel warning ini muncul di tengah memanasnya hubungan diplomatik antara kedua negara terkait ancaman Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi yang sebelumnya menyatakan kemungkinan akan mengerahkan pasukan jika China menyerang Taiwan.
Mengutip laporan Al Jazeera, Minggu (16/11/2025), pengumuman travel warning tersebut dirilis oleh Kedutaan Besar China di Jepang melalui unggahan video daring pada Jumat (14/11/2025).
“Baru-baru ini, para pemimpin Jepang telah melontarkan pernyataan yang sangat provokatif terkait Taiwan yang sangat merusak suasana komunikasi antarmasyarakat. Situasi ini menimbulkan risiko signifikan terhadap keselamatan pribadi dan nyawa warga negara China di Jepang,” bunyi unggahan video di platform WeChat tersebut.
Disebutkan juga dalam unggahan tersebut, Kementerian Luar Negeri China bersama kedutaan besar serta konsulat China di Jepang dengan serius mengingatkan warga negara China agar menghindari perjalanan ke Jepang dalam waktu dekat.
Terkait travel warning dari China, Pemerintah Jepang telah mengajukan keberatan pada Sabtu (15/11/2025) dengan mengirimkan protes resmi. Kyodo News melaporkan, Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Minoru Kihara mendesak China untuk mengambil langkah-langkah yang tepat.
Sementara itu, sejumlah maskapai besar China telah mengumumkan pengembalian dana penuh bagi penumpang dengan tujuan perjalanan ke Jepang sebelum akhir 2025. Air China, China Southern, dan China Eastern dalam pernyataan terpisahnya menyatakan, para pemegang tiket kemungkinan akan mulai mendapatkan pengembalian dana (refund) atau bisa mengubah perjalanan secara gratis untuk penerbangan mulai Sabtu, 15 November hingga 31 Desember 2025.
Sebelumnya, pada Jumat awal November Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi menyampaikan kepada parlemen Jepang penggunaan kekuatan militer terhadap Taiwan dapat memicu respons pengerahan pasukan militer dari Jepang. Pemerintah China menilai pernyataan Takaichi itu sebagai bentuk provokasi. (IB)
