Tanah Karo, Demokratis
Sejumlah ibu rumah tangga di tiga desa yakni, Desa Pertumbuken, Bulan Julu, Bulan Jahe, Kecamatan Barus Jahe, Karo, Sumatera Utara, mengeluhkan kualitas beras yang diterima, Senin (28/9).
Salah seorang ibu rumah tangga yang tidak mau namanya disebutkan kepada Demokratis mengatakan, secara teknis penyaluran beras yang diterima dianggap telah merugikan waktu dan tenaga. Pasalnya, kabar yang mereka terima penyaluran bantuan dilakukan di Desa Bulan Jahe pada pukul 11.00 WIB, namun pada waktu tersebut terjadi proses antrean hingga pukul 18.00 WIB.
Lebih ironis lagi, waktu dan tenaga yang dikorbankan tidak sesuai dengan kualitas beras yang diterima. Sebab, karung beras yang bertuliskan “Beras Bulog” yang diterima sebanyak dua karung per karung berisi 15 kilo gram dianggap tidak layak dikonsumsi.
Penerima beras tersebut berharap sebaiknya Pemerintah Kabupaten Karo dalam menyalurkan setiap bantuan kepada warganya terlebih dahulu mensosialisasikan nama program dan kualitas bantuan.
Ketua Kelompok Program Keluarga Harapan (PKH) yang ada di Desa Bulan Jahe berinisial I Bru S juga mengaku tidak tahu menahu apa nama program bantuan Beras Bulog tersebut. “Warga tidak perlu banyak bertanya tentang nama program, apapun bentuknya diterima saja,” katanya.
Sementara pihak Elektronik Warung (E-Warung) di desa tersebut berinisial DD menjelaskan pembagian beras tersebut bukan program dari PKH. Karena saldo PKH belum terisi dan diprediksi baru ada pada bulan Oktober 2020 ini.
Kepala Desa Bulan Julu Deni Ginting saat hendak dikonfirmasi Demokratis, sulit dihubungi. Sementara Bendahara Desa Patuh Ginting dihubungi melalui Whatsapp tidak aktif. Dihubungi juga tidak terhubung. Sedangkan Kaur Desa Bulan Julu Sada Arih Tarigan dihubungi melalui Whatsapp tidak aktif. Ditelepon juga tidak dijawab. (S Tarigan)