Tapteng, Demokratis
Afri Wijaya Panjaitan (20), warga Dusun III Desa Gunung Marijo, Kecamatan Pinangsori, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), tewas tenggelam saat mengikuti tradisi balimo-lomo di pemandian umum Lubuk Nabolon, Kelurahan Pinangsori, Kecamatan Pinangsori, Sabtu (2/4/2022), sekira pukul 17.55 WIB.
Informasi yang dihimpun, Afri Wijaya Panjaitan bersama dengan teman-temannya sedang melakukan tradisi balimo-limo menyambut bulan suci Ramadhan 1443 H. Saat sedang mandi, salah seorang teman korban terlihat kesulitan untuk berenang di salah satu lubuk destinasi wisata sungai di Tapanuli Tengah itu. Korban langsung berenang menuju temannya untuk memberikan pertolongan.
Selang beberapa menit, korban tidak terlihat di permukaan sungai yang membuat teman-temannya merasa khawatir. Bersama dengan warga lainnya yang sedang balimo-limo, teman-teman korban mencari keberadaan korban dengan cara menyelam. Korban ditemukan tenggelam di dasar sungai dan langsung diangkat ke tepi sungai.
Selanjutnya korban dievakuasi ke Puskesmas Pinangsori untuk mendapatkan pertolongan pertama. Namun setelah diperiksa petugas medis, korban dinyatakan telah meninggal dunia.
Peristiwa tenggelamnya siswa SMKN 1 Lumut ini dibenarkan Kapolsek Pinangsori, AKP Kando Hutagalung.
Ia menyebutkan jika pihaknya telah menangani peristiwa tersebut dengan melakukan oleh TKP, pengamanan barang bukti dan memeriksa saksi-saksi. Pihaknya juga telah menyerahkan jasad korban kepada pihak keluarga dengan disertai berita acara serah terima.
“Iya benar, laporannya kita terima hari Sabtu, 2 April 2022 sekira pukul 18.30 WIB. Korban telah kita serahkan kepada pihak keluarga,” ujar Kando, Minggu (3/4/2022).
Sebagaimana diketahui, sehari sebelum memasuki bulan ramadan, masyarakat Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga yang beragama muslim, akan menjalankan tradisi balimo-limo. Warga masyarakat akan berkunjung dan memadati sungai-sungai yang terdapat di Tapanuli Tengah, untuk melakukan tradisi balimo-limo.
Masyarakat dengan gembira bersama keluarga, kerabat dan juga sahabat mandi di sungai mempergunakan ‘air limau’ sebagai simbol pembersihan diri. Walau bukan sebuah kewajiban, tradisi yang juga disebut ‘mandi marpangir’ ini sudah mendarah daging bagi warga pesisir pantai barat, terkhusus bagi masyarakat muslim. (MH)