Indramayu merupakan kabupaten yang terletak di Pantai Utara Jawa Barat, dengan potensi sumber daya alam (migas, pertanian, perikanan dan kelautan, kehutanan) dan potensi sumber daya manusia (kuantitas dan kualitas) yang besar.
Potensi sumber daya tersebut, sampai sekarang belum dikelola secara optimal, sehingga masih banyak penduduk miskin dan menganggur. Apa bila kondisi tersebut tidak segera diatasi, maka dikhawatirkan penduduk miskin dan menganggur semakin meningkat, yang bisa menimbulkan kerawanan sosial (konflik sosial), seperti yang pernah terjadi pada awal tahun 2000-an. Pada waktu itu, Indramayu dikenal sebagai kabupaten tempatnya tawuran antar desa.
Lalu bila dikaitkan dengan keberadaan pembangunan jalan Tol Cikampek-Cirebon atau yang lazim disebut Tol Cipali, maka lalu lintas orang dan barang dari luar yang melewati jalur pantai utara (Pantura) Indramayu, akan semakin berkurang. Orang yang melakukan perjalanan dari Jakarta ke Jawa Tengah dan Jawa Timur, Madura-Bali, serta dari arah sebaliknya, hanya akan lewat begitu saja melalui jalan tol.
Para penumpang angkutan pribadi, angkutan barang dan angkutan umum, yang biasanya mengeluarkan sejumlah uang untuk membeli BBM, makanan minuman, oleh-oleh, dan belanja lainnya di jalur Pantura wilayah Kabupaten Indramayu, sejak beroperasinya jalan tol tersebut, maka kondisi sosial ekonomi masyarakat berubah total.
Kelompok sosial ekonomi masyarakat yang paling terkena dampaknya adalah para pedagang sepanjang jalur jalan raya Pantura, mulai dari Kecamatan Sukra di barat, sampai di Kecamatan Krangkeng di timur, dan di Kecamatan Kertasemaya di batas selatan-timur. Dampak tersebut juga termasuk ke pedagang kaki lima dan asongan.
Pada gilirannya akan berpengaruh terhadap menurunnya perputaran uang di Kabupaten Indramayu. Kondisi ini dapat dianalogikan dengan jalan Puncak Cianjur yang aktifitas ekonomi masyarakatnya berkurang secara drastis ketika beroperasinya jalan Tol Cikampek, Purwakarta, Padalarang (Cipularang), seperti banyak warung makan yang tutup.
Oleh karena itu, harus ada solusi yang tepat dengan menyusun strategi kebijakan, program dan kegiatan yang dapat mengentaskan kemiskinan dan mengurangi tingkat pengangguran. Karena sesungguhnya kemiskinan akan membawa kekufuran. Bersambung…
Penulis saat ini sebagai Ketua Yayasan Universitas Wiralodra Indramayu