Jakarta, Demokratis
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati masuk dalam daftar terbaru wanita berpengaruh di dunia (Most Powerful Women International) 2021 versi Fortune.
Nicke menempati peringkat ke-17 dalam daftar tersebut.
Bagaimana rekam jejak dan sosok Nicke Widyawati?
Nicke Widyawati menjabat sebagai Direktur Utama Pertamina berdasarkan SK Menteri BUMN Nomor SK-97/MBU/04/2018, tanggal 20 April 2018 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-Anggota Direksi Perusahaan Perseroan PT Pertamina.
Wanita kelahiran Tasikmalaya, 25 Desember 1967 ini sempat menjabat sebagai Direktur SDM Pertamina pada 2017 lalu tak lama kemudian memegang posisi Plt Direktur Logistik, Supply Chain dan Infrastruktur Pertamina pada 2018.
Sepak terjangnya di perusahaan pelat merah bukanlah Pertamina saja.
Sebelumnya, Nicke dipercaya menjabat sebagai Direktur Pengadaan Strategis 1 PT PLN (Persero), kemudian Direktur Utama PT Mega Eltra yang merupakan kontraktor listrik di lingkungan holding PT Pupuk Sriwijaya.
Dia juga pernah menjadi Direktur Bisnis di PT Rekayasa Industri (Rekind) dan Vice President Corporate Strategy Unit (CSU) di perusahaan yang sama.
Dari laman resmi Pertamina menyebutkan, Nicke sudah menjadi eksekutif di berbagai tempat sejak tahun 2009.
Dari segi pendidikan, Nicke Widyawati merupakan lulusan Hukum Bisnis di Universitas Padjadjaran (S2) tahun 2009 dan Teknik Industri di Institut Teknologi Bandung (S1) tahun 1991.
Sekedar informasi, Fortune memasukkan Nicke Widyawati dalam daftar Most Powerful Women International 2021 lantaran kemampuan Nicke dalam melewati tantangan triple shock yakni saat jatuhnya harga minyak, penurunan permintaan bahan bakar dan tekanan nilai tukar yang dialami Pertamina selama pandemi tahun 2020.
Fortune menilai, ketiga faktor tersebut telah menurunkan pendapatan dan laba Pertamina, namun pada paruh pertama 2021, di bawah kepemimpinan Nicke, Pertamina menunjukkan kondisi lebih baik dengan mencapai target produksi Migas.
Majalah bisnis global ini juga menyebut, Nicke terus mendukung transisi energi Indonesia dengan membangun portofolio Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk memberikan energi bersih bagi negara di masa depan. (Albert S/Sona)