Jakarta, Demokratis
Lukisan Mural di Gedung DPR sedang tengah direstorasi yang dipercayakan kepada pelukis Sihan 56 tahun, jebolan Institut Kesenian Jakarta.
Hingga seusai shalat Jumat pada tanggal 3 Januari 2020 lalu, Sihan masih tampak mengerjakan restorasi Mural Ganefo.
Gagasan pembangunan gedung DPR bermula untuk pembangunan Gedung Ganefo yang embrionya merupakan ide dari Bung Karno, dibangun pada era Presiden Suharto dan pimpinan proyeknya yang pertama adalah Wakil Perdana Menteri Soebandrio saat dicanangkan pada tahun 1964.
“Saya terpanggil merestorasi lukisan Mural Ganefo karena ini karya seni dan karya politik. Agar kita menjaga persatuan dan kesatuan yang dicerminkan dari rangkaian rantai segitiga pada warna yang berbeda beda warna,” kata Sihan yang mengenakan topi putih l saat ditemui di Gedung DPR Jakarta (3/1/2020).
Ide awalnya, katanya lagi, bermula pada saat dirinya sering melihat lukisan Mural Ganefo ketika sedang ada keperluan ke gedung DPR.
“Saya melihat kondisinya sangat memprihatinkan sampai warnanya sudah kusam, sebagian sudah ditutup box hydran, ada bekas paku dan bekas lakban,” ungkapnya.
Ia pun mengajukan surat resmi kepada Sekjen DPR bahwa ingin mau merestorasinya. “Dan saya terdorong dengan niat saya mau menyelamatkan cagar budaya lukisan mural di gedung DPR ini,” ujar Sihar. “Dan saya mengerjakan restorasi ini tanpa bayaran,” tambahnya.
Namun hingga sekarang ia sendiri belum pernah bertemu dengan Sam Bimbo yang dari sejak awal terlibat langsung melukis Mural di Gedung DPR sekarang.
“Semestinya saya memang harus bertemu dengan Sam Bimbo terlebih dahulu di Bandung, yang melukis Mural Ganefo pertama kali. Akan tetapi niat baik saya tak sampai karena saya tidak tahu Sam Bimbo berada di mana sekarang,” ungkap pelukis asal Bangka ini.
Pada tahun 2009 yang lalu lukisan Mural Ganefo telah direstorasi untuk pertama kalinya oleh perupa yang berbeda. Yang hasilnya sempat dipertanyakan oleh Sam Bimbo karena dirinya mengapa tidak diikutsertakan pada saat ketika itu.
“Saya adalah yang mengerjakannya pertama kali lukisan tersebut pada saat masih menjadi mahasiswa Akademi Seni Rupa ITB Bandung,” papar vokalis dan pentolan Grup Band Bimbo.
Artinya restorasi mural yang sekarang sudah untuk yang kedua kalinya yang dikerjakan oleh dua perupa yang berbeda zaman. Yang hasil akhirnya kini lebih mencerahkan dibandingkan dengan sebelumnya sesuai dengan tafsir restorasi terakhir oleh Sihar sebagai pelukisnya.
“Sedangkan saya adalah yang mengerjakan lukisan tersebut yang pertama kalinya. Saya khawatir bahwa yang merestorasinya akan gagal dalam menafsirkannya. Lukisan tersebut adalah karya Guru Besar Seni Rupa ITB Bandung,” jelas Sam pada saat berkunjung ke DPR sepuluh tahun lalu sebelum menyanyikan lagu : Sajadah Panjang di Hadapan Sidang Paripurna DPR. (Erwin Kurai)