Jumat, September 20, 2024

Islamisasi Ilmu

Adakah Islamisasi ilmu? Kalau ada bagaimana penjelasannya. Perlu adanya.

Islamisasi ilmu atau tautan ilmu dan Islam bermula dari pertanyaan apakah ada hubungan Islam dengan ilmu pengetahuan. Ada yang mengatakan ada dan ada yang mengatakan tidak. Pada intinya timbul perdebatan antara yang mengatakan ada dan tidak.

Panjang sekali perdebatannya. Tetapi tidak ada esensi yang signifikan. Apabila simpulannya ilmu kafir dan ilmu muslim tidak akan membawa benefitas. Apa lagi jika ilmu eksakta itu diklaim sebagai ilmu orang kafir dan ilmu muslim ialah ilmu sosial.

Awalnya ada yang mengatakan ilmu hanya satu dan netral. Maksudnya tidak ilmu Islam dan ilmu kafir. Seperti menyatakan bom bahan peledak serupa apakah orang Islam atau non Islam sama saja. Bila ia di tangan orang kafir dan  tangan oang muslim sama sebagai bahan peledak.

Dalam hubungan ini menarik pendapat A. Mukti Ail almarhum. Yang megatakan tak ada Islamisasi ilmu. Karena ilmu itu netral. Di mana saja ia berada.

Pendapat ini ditentang oleh Naguib Alatas seorang ilmuwan dari Malaysia. Ia mengatakan dengan pasti ada. Sebab ilmu itu ada dua sekurang-kurangnya, yaitu ilmu eksakta dan ilmu sosial. Yang bersifat netral itu adalah bidang eksakta yang berbeda dengan ilmu sosial.

Demikian Naguib Alatas yang bersikeras dengan pendapatnya yaitu ada Islam dalam ilmu. Kalau ilmu itu Islam maka membawa keselamatan. Sementara ilmu yang tidak atau jauh dari nilai Islam bisa membuat mudarat. Oleh karena itu, ia menawarkan Islamisai ilmu pengetahuan.

Penulis berpandapat tidak sependapat dengan Naguib Alatas memisahkan ilmu dan Islam. Ilmu muslim dan ilmu kafir. Yang benar adalah ilmu itu satu. Baik ilmu eksakta dan ilmu sosial.

Bukan kah ada ilmu social science? Artinya ilmu sosial itu ilmu eksakta. Contohnya ilmu sosial, ilmu psikologi dan lain sebagainya. Perlu pembahasan lebih lanjut.

Bagi kita ilmu itu perlu dipelajari, baik ilmu eksakta maupun ilmu sosiai. Supaya ilmu itu bermanfaat. Kita memperhatikan dunia Islam atau orang muslim cenderung mengembangkan ilmu sosial ketimbang ilmu eksakta. Semoga!

Jakarta, 14 Agustus 2022

*) Penulis adalah Dosen Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta. e-mail: masud.riau@gmail.com

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles