Tapsel, Demokratis
PT Agincourt Resources (PTAR), pengelola Tambang Emas Martabe menggelar pelatihan inspeksi fauna guna mengidentifikasi dan memastikan keberadaan fauna target dan fauna yang dilindungi pada lahan yang akan dibuka untuk kepentingan operasional tambang. PTAR mengalokasikan sumber daya untuk pengelolaan dan pemantauan lingkungan di tahun 2021 sebesar USD 9,182,494.
Kegiatan pelatihan yang diikuti belasan karyawan PTAR ini digelar di lokasi Tambang Emas Martabe selama dua hari pada 14-15 Desember 2021 serta melibatkan ahli ekologi dari Universitas Sumatra Utara (USU), Onrizal, S.Hut, M.Si, PhD. sebagai fasilitator. Onrizal membawakan materi bagaimana mengidentifikasi dan memastikan agar hewan-hewan tersebut tidak terganggu atau bahkan punah saat operasi di wilayah yang akan dibuka. Jika spesies target teramati atau ditemukan dalam inspeksi pra-pembukaan lahan maka pembukaan lahan dalam area tersebut harus dihentikan sampai hewan tersebut aman.
General Manager Operations PTAR, Rahmat Lubis menyatakan, kegiatan training inspeksi fauna ini sangat penting dalam kegiatan penambangan yang berkelanjutan.
“Ini adalah upaya untuk melestarikan dan melindungi keberadaan fauna terutama jenis fauna dilindungi,” ujar Rahmat, Kamis (23/12/2021).
Rahmat mengungkapkan, PTAR sudah mengalokasikan sumber daya untuk pengelolaan dan pemantauan lingkungan di tahun 2020, dengan biaya sebesar USD 6,45 juta dan di tahun 2021 sebesar USD 9,2 juta. Sumber daya tersebut meliputi dana pelaksanaan pengelolaan lingkungan, sumber daya manusia untuk melaksanakan tugas pengelolaan lingkungan, serta penggunaan teknologi untuk memastikan pengelolaan lingkungan yang optimal.
“Sumber daya ini dialokasikan untuk memastikan bahwa pengelolaan lingkungan di lokasi Tambang Emas Martabe memenuhi standar kualitas dan peraturan yang berlaku,” kata Rahmat.
Rahmat menambahkan, PTAR juga bekerja sama dengan para peneliti, perguruan tinggi, lembaga independen, dan pihak ketiga lainnya dalam perlindungan keanekaragaman hayati, terutama melalui edukasi, sosialisasi, dan pencegahan terkait perburuan dan perdagangan satwa liar. PTAR berkomitmen menjaga ekosistem hutan Batangtoru dan keberadaan berbagai spesies yang dilindungi, dengan melakukan serta mendukung kegiatan konservasi secara berkelanjutan dan bertanggungjawab.
“PTAR terus melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan pemangku kepentingan lainnya di Sumatra Utara dan Tapanuli Selatan khususnya di Batangtoru, termasuk pemerintah daerah dan pihak berwenang untuk mengidentifikasi program konservasi terbaik, dan secara aktif membantu membentuk dan melestarikan hutan hujan tropis demi kelanjutan habitat flora dan fauna di dalamnya,” papar Rahmat.
Sementara itu Onrizal menyatakan salah satu hal penting untuk pengelolaan satwa liar adalah bagaimana kita bisa mengenal dengan baik dan pasti jenis yang dimaksud.
“Pelatihan ini akan memberikan bekal yang baik buat rekan-rekan di Tambang Emas Martabe agar lebih terampil dan handal dalam memastikan jenis fauna, sehingga pengelolaan keanekaragaman hayati di Martabe bisa menjadi lebih baik lagi,” kata Onrizal.
“Keanakearagaman hayati sangat besar nilainya dan pengelolaannya menjadi tanggung jawab bersama. Pelatihan ini mengindikasikan PTAR punya komitmen kuat, dan sejalan dengan kompetensi dan keahlian yang saya miliki, saya akan mendukung PTAR dalam mengelola keanekaragaman hayati,” sambungnya.
Sementara itu Supriadi, seorang karyawan peserta pelatihan dari Departemen Eksplorasi menyatakan sangat antusias mengikuti pelatihan ini.
“Saya sangat berterima kasih karena PTAR ini sangat aware tentang flora dan fauna. Pelatihan ini membuka wawasan kami saat melakukan ekplorasi di lapangan untuk menjaga flora dan fauna, dengan mencatat dan melaporkan seperti yang diajarkan dalam pelatihan ini,” ucapnya.
Senior Manager Corporate Communications PTAR, Katarina Siburian Hardono menambahkan target utama kebijakan PTAR terkait perlindungan terhadap keanekaragaman hayati adalah ekosistem yang berada di/dekat dengan wilayah kerja Tambang Emas Martabe, karena meskipun wilayah kerja PTAR di luar kawasan yang dilindungi, tapi dekat dengan kawasan yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi. PTAR menyadari kegiatan operasi yang dilakukan berpotensi memengaruhi keberlangsungan hidup fauna maupun flora yang ada di sekitarnya.
“Untuk itu, PTAR berkomitmen meminimalkan dampak dari kegiatan operasinya dengan melakukan upaya pencegahan, minimalisasi dan mitigasi risiko terhadap keanekaragaman hayati sepanjang siklus bisnis perusahaan, tanggung jawab terhadap tata guna lahan serta merencanakan dan memodifikasi desain, konstruksi dan praktik operasi untuk melindungi spesies fauna dan flora tertentu yang endemik atau dilindungi,” tukas Katarina. (MH)