Kamis, Juni 5, 2025
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Jangan Terlalu Dini Bermimpi Investasi

Indramayu, Demokratis

Persatuan Mahasiswa Indramayu (Permai Ayu) DKI Jakarta, memberi apresiasi kepada Wakil Bupati terpilih Taufik Hidayat SH MSi yang sudah mengawal Indramayu REMAJA.

Ketua Permai Ayu DKI Jakarta, Ahmad Damanhuri mengungkapkan, program Religius, Maju, Mandiri dan Sejahtera (REMAJA) telah mengubah wajah masyarakat Indramayu menjadi lebih religius.

Hal ini sebagai salah satunya komitmen Taufik Hidayat yang setia mengawal Indramayu REMAJA sejak menjadi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Indramayu yang hingga kini telah menjadi Wakil Bupati terpilih yang tetap komitmen kawal Indramayu REMAJA.

“Saya mengapresiasi, selain Remaja pemerintah daerah mulai membuka kawasan industri di mana tujuannya agar mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan warga Indramayu. Namun tetap mempertahankan lumbung pertanian di mana sebagai lumbung padi nasional,” ujar Ahmad.

Menurut Ahmad, di mana porsinya lahan yang diperuntukan untuk pertanian masih tinggi. Karena itu, Permai Ayu DKI Jakarta berkujung ke kantor DPD Golkar Kabupaten Indramayu.

Pertemuan tersebut langsung dengan Wakil Bupati terpilih untuk memberi apresiasi dan dukungan agar program REMAJA ini terus dipertahankan karena sudah teruji mampu memberikan kesejahteraan dan mengubah wajah Indramayu lebih religius.

“Permai Ayu mendorong dan mendukung langkah pemerintah untuk membuka kawasan industri demi mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indramayu,” ungkapnya.

Terkait kunjungan pengurus Permai Ayu DKI Jakarta ke DPD Golkar dalam rangka memberi apresiasi dan dukunganya kepada visi REMAJA, sekaligus mendorong pemerintah Daerah terus mengembangkan kawasan industri demi tercapainya masyarakat Indramayu yang sejahtera.

Taufik Hidayat SH MSi mengaku berterima kasih atas dukungan dari kalangan terpelajar mahasiswa Indramayu yang terus memberi kepercayaan kepada pemerintah untuk tetap menjalakan visi pemerintahan daerah REMAJA.

“Insya Allah kami terus kawal pemerintah dalam hal ini agar istiqamah dalam menjalakan program kerja sesuai visi dan misinya,” ujar Taufik di Gedung DPD Golkar Indramayu (27/08).

Taufik juga menambahkan, Pemerintah Indramayu sudah membangun pondasi pemerintahan daerah yang religus, berpendidikan, dan sekarang tinggal membangun ekonomi di dalamnya, pengembangan industri yang kini sedang digalakkan, salah satunya menarik investor ke Indramayu.

Namun selain mendorong kawasan industri Kabupaten Indramayu tetap memberikan porsi lebih ke lahan pertanian karena Indramayu salah satunya sebagai kawasan pertanian.

“Harapan kami, ketika pemerintah daerah sudah menyiapkan semuanya, saatnya putra putri daerah yang kini belajar di Jakarta kelak kembali bersama-sama bangun Indramayu,” tutup Taufik.

Aspek Kritis Dibutuhkan

Nur Umar atau biasa dipanggil Ahong, selaku pemuda yang giat menulis di majalah Zine dan pemerhati isu daerah menjelaskan, Organisasi Daerah (Organda) ternyata belum melakukan analisis atau tidak membaca tarian politik di daerahnya, hingga beberapa rencana pemerintah terkesan hanya taken granted.

“Bila pembangunan hanya mengedepankan aspek kesejahteraan yang berujung pada nominal semata, maka niscaya alam tidak diam sampai di situ,” jelas Ahong.

Ahong pun merasa lucu bila status “mahasiswa” tersemat pada seseorang. Apalagi kelompok, namun tidak memiliki aspek kritis.

Ia pun menyarankan sebaiknya kawan-kawan mahasiswa langsung turun ke lapangan (sektoral), agar mengetahui sejauhmana kesiapan Kota Indramayu dalam menerima rencana tersebut.

Kritik Untuk Mahasiswa (Ageng of change)

Sementara itu, Direktur Pusat Kajian Strategis Pembangunan Daerah (PKSPD) Indramayu – Jawa Barat, O’ushj Dialambaqa dalam tanggapannya mengatakan, Permai Ayu DKI Jakarta yang mengatakan REMAJA berhasil dan sukses yang dikawal Taufik Hidayat SH MSi itu berarti kurang melek dalam realitas. Tidak melek teoritik dan juga tidak melek variabel, menjadi masalah dalam suatu indikator.

“Jadi asal bunyi (Asbun) saja rupanya mereka, suka di atas meja ketimbang melihat fakta atau realitas di bawah meja, intelektual dan integritas jauh lebih buruk ketimbang keledai,” ujar O’ushj Dialambaqa.

Ia juga mempertanyakan mengenai menarik investasi industri. “Apa mahasiswa sudah melek data tidak, kemudian pernah menganalisis secara data tidak, pernah mengkaji kebijakan tidak, baik secara makro maupun mikro,” tambahnya.

Ia juga mempertanyakan apakah mereka sudah tahu apa yang dibutuhkan calon investor. Menurutnya, jika tidak paham jangan asal ngomong (Asbun) untuk mengamini apa yang diutarakan para pemangku kebijakan. “Jadi, soal investasi jangan dulu bermimpi terlalu dini,” tegasnya.

Perlu diketahui, tambahnya lagi, mahasiswa sebagai agent of change yang menjaga empat pilar demokrasi, yang juga bisa menyuarakan kegelisahan rakyat, aspek kritis dibutuhkan dalam mengkaji peraturan dan segala kebijakan pemerintah yang telah dibuat. Dalam hal ini, analisis diri (Andir), analisis sosial (Ansos) menjadi kemudi mahasiswa untuk bersuara.

“Seorang intelektual tidak bisa hanya melihat fatamorgana. Jadi, jika tak paham silahkan datang ke Pusat Kajian Strategis Pembangunan Daerah (PKSPD), nanti tim dari PKSPD akan jelaskan kengawuran dan keasbunan Permai Ayu. Jika tidak paham iklim investasi dan kebijakan investasi jangan bicara atau asal ngomong. REMAJA memang sukses, akan tetapi kesuksesannya adalah menghancurkan dan atau membobrokan moralitas Indramayu,” tandasnya kepada Demokratis melalui pesan singkat. (RT)

Related Articles

Latest Articles