Jeneponto, Demokratis
Bupati Iksan Iskandar rekomendasikan buku “Tau Nipakalakbiritta di Bumi Anoa” untuk dibaca, Senin (27/6/2022).
Bertempat di Ruang Pola Panrannuanta, Prof. Dr. Eka suaib berkesempatan membedah cetakan perdana buku berjudul “Tau Nipakalakbiritta di Bumi Anoa”.
Sebuah buku yang berhasil memahat jejak agung para tokoh asal Jeneponto dalam membangun Sulawesi Tenggara.
Pengaruh, pilosofi, prinsip hidup dan ragam pencapaian para sesepuh di tanah rantau berjuluk “Bumi Anoa” berhasil diabadikan dan dipotret secara cantik oleh tiga tokoh intelektual berdarah Jeneponto.
Ketiga tokoh intelektual itu adalah Prof. Dr. Eka Suaib., Dr. Kamaruddin dan Arifuddin Mangka.
Pada kesempatan itu, Prof. Dr. Eka suaib menjelaskan “asbabun nuzul” dari ditulisnya buku bernuansa filosofis-historis tersebut.
Guru Besar Universitas Halu Oleo Kendari itu menjelaskan bahwa awal penulisan dimulai sejak kegiatan “Assiara” atau kunjungan kepada beberapa sesepuh Jeneponto yang telah lama bermukim di Sulawesi Tenggara.
Dari hasil kegiatan “Assiara” atau kunjungan itu penulis pun terilhami atau terdorong untuk membuat satu buah tangan berbentuk buku.
“Buku ini menggambarkan betapa orang Jeneponto di mana pun mereka berada mampu tumbuh, kompetitif dan berpengaruh dengan memegang teguh budaya sipakatau, sipakalakbiri, sipakainga dan sipassirikki,” jelasnya.
Buku berjudul “Tau Nipakalakbiritta di Bumi Anoa” itu pun langsung mendapat sambutan baik dari peserta bedah buku. Tak terkecuali Bupati Iksan Iskandar.
Bupati Iksan Iskandar menyebut karya tangan para intelektual Jeneponto itu patut dimiliki dan menjadi bacaan wajib bagi siapa pun.
Ia menyebut terdapat kedalaman filosofi, prinsip hidup, budaya, karakter dan rekam jejak yang dapat diadopsi lalu diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat hari ini.
“Alhamdulillah buah tangan yang lahir dari buah pikir para intelektual kita ini dapat memberi daya dorong semangat dan optimisme bahwa orang Jeneponto telah banyak membuat sejarah dan akan terus membuat sejarah di mana pun ia berada. Buku ini wajib dibaca bagi siapa pun,” ujarnya. (Syarifuddin Awing)