Selasa, November 11, 2025

Jembatan 40 Tahun Rusak, Siswa di Pandeglang Bertaruh Nyawa ke Sekolah

Pandeglang, Demokratis

Sejumlah siswa SDN Cikadongdong 2 di Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Banten, setiap hari harus mempertaruhkan keselamatan dengan menyeberangi jembatan darurat dari bambu yang nyaris ambruk demi bisa bersekolah. Kondisi ini terjadi karena jembatan utama di wilayah tersebut amblas ke dasar sungai dan belum diperbaiki hingga kini.

Dalam video yang diterima, tampak para siswa berjalan hati-hati meniti jembatan bambu yang sempit. Sedikit saja terpeleset, mereka bisa jatuh ke sungai dengan arus deras di bawahnya. Meski berbahaya, jembatan itu menjadi satu-satunya akses menuju sekolah.

Kondisi memprihatinkan tersebut disebut telah berlangsung selama kurang lebih 40 tahun. Namun, hingga saat ini, belum ada tindakan nyata dari pemerintah, meski warga dan pemerintah desa telah berulang kali mengajukan permohonan pembangunan jembatan.

Salah satu siswa, Alif (13), mengaku selalu merasa takut setiap kali melintasi jembatan itu, terutama saat musim hujan ketika permukaan air sungai meningkat.
“Takut jatuh. Namun, kalau tidak lewat sini, tidak bisa ke sekolah. Kalau musim hujan lebih parah, airnya tinggi,” ujar Alif kepada wartawan di lokasi, Senin (10/11/2025).

Alif berharap pemerintah segera membangun jembatan yang layak agar para siswa bisa berangkat sekolah dengan aman.

“Saya ingin jembatannya diperbaiki biar bisa sekolah dengan tenang dan tidak takut lagi,” katanya.

Kepala Desa Cikadongdong, Teti Sumiati, membenarkan pihaknya sudah berulang kali mengusulkan pembangunan jembatan tersebut melalui berbagai jalur resmi, mulai dari musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) tingkat desa dan kecamatan, hingga proposal ke Dinas PUPR Kabupaten Pandeglang. Namun, hingga kini belum ada tindak lanjut.

“Jembatan itu sudah rusak sekitar 40 tahun. Kami sudah beberapa kali mengajukan pembangunan lewat musrenbang desa dan kecamatan. Selain itu, kami juga mengirim proposal ke Dinas PUPR dan BPWSC Pandeglang, tetapi sampai sekarang belum ada realisasi,” ungkap Teti.

Ia menambahkan, pengajuan pembangunan jembatan dilakukan hampir setiap tahun selama masa jabatannya. Menurutnya, kondisi jembatan bambu yang rapuh sangat membahayakan warga, terutama anak-anak sekolah.

“Yang paling kami khawatirkan itu anak-anak. Mereka harus lewat jembatan bambu setiap hari, padahal kondisinya memprihatinkan. Kami berharap pemerintah segera merealisasikan pembangunan ini demi keselamatan warga,” tegasnya.

Warga Desa Cikadongdong berharap pemerintah daerah dan instansi terkait dapat memberikan perhatian serius agar pembangunan jembatan segera dilakukan demi keselamatan masyarakat dan kelancaran akses pendidikan. (Ruslan)

Related Articles

Latest Articles