Jakarta, Demokratis
Bergulirnya kabar terbaru terkait kemungkinan reshuffleKabinet Indonesia Maju di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin direspon Kris Tjantra. Menurut Kris selaku Ketua Umum Sahabat Indonesia Maju (SIMA) sekaligus sebagai Sekjen Koordinator Nasional Ganjarist, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok layak menempati posisi sebagai menteri apabila terjadi reshuffle.
“Saya kira menjelang memasuki tahun ke-3 berjalannya pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin pada tahun 2022 nanti, ada baiknya presiden melakukan penilaian, mana menteri yang bisa bekerja serta dipertahankan dan mana menteri yang tidak bisa bekerja untuk mewujudkan visi dan misi presiden,” ungkap Kris, Rabu (1/12/2021).
Selain alasan tersebut, bagi Kris perlu adanya penyegaran termasuk diajaknya tokoh atau politisi baru dalam kabinet kerja jilid 2 agar kinerja kabinet semakin sesuai dengan visi dan misi presiden dan tentunya akselerasi kabinet akan berjalan semakin cepat.
Saat disinggung siapa sosok yang paling cocok atau pantas untuk mengisi jabatan pembantu presiden, Kris tanpa ragu menyebut nama Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau yang biasa disapa Ahok.
“Dalam penilaian saya ada baiknya BTP yang kini mengemban jabatan sebagai komisaris utama di Pertamina bisa mengisi jabatan di salah satu kementerian. Saya pikir Pak Ahok cocok untuk menjadi salah satu menteri dikabinet ini,” ungkap Kris.
Terlepas dari sikapnya yang sering mengundang kontroversi bagi sebagian kalangan, bagi Kris, keunggulan utama BTP adalah karakternya yang tegas, lugas dan transparan. Sosok seperti BTP bagi Kris dibutuhkan dalam perubahan.
“Kalau orang pintar di Indonesia banyak tapi sosok yang tegas, tidak mau berkompromi dengan hal yang salah, menentang radikalisme serta intoleran, berani melawan arus dimiliki Pak Ahok. Sosok seperti BTP saya kira bisa membawa sebuah kementerian pada kinerja yang lebih baik dan bongkar pasang dalam sebuah kabinet adalah sebuah hal yang dinamis,” papar Kris.
Seperti diketahui sebelumnya kabar reshuffle memang mencuat seiring pergantian Panglima TNI dari Marsekal Hadi Tjahjanto ke Jenderal Andika Perkasa. Dikabarkan sejumlah kursi kementerian bakal dikocok ulang, di mana ada yang diisi nama baru. Nama Marsekal Hadi Tjahjanto disebut-sebut bakal menjadi Kepala KSP yang baru atau menempati kursi Menko Polhukam.
Kabar mengenai reshuffle kabinet pun berembus kencang sejak 2 bulan lalu, terlebih setelah PAN bergabung ke Kabinet Indonesia Maju. Kursi wakil menteri ESDM yang sudah disiapkan Jokowi melalui Perpres baru pun disebut-sebut terkait dengan reshuffle.
Merujuk kepada kebiasaan Presiden Jokowi dalam melakukan reshuffle pada waktu-waktu sebelumnya yaitu pada hari Rabu Pon atau jatuh pada tanggal 8 Desember 2021 masih menyisakan tanda tanya disebagian kalangan.
“Reshuffle adalah hak prerogatif presiden dan keputusan mutlak ditangan seorang presiden dan penempatan pembantu presiden yang tepat jelas akan memberi nilai positif bagi keberlangsungan legacy yang sedang dibangun oleh Pak Jokowi,” pungkas Kris. (Kurai)