Juventus mengecam keras insiden pelecehan rasis yang menimpa gelandang tim nasional Amerika Serikat, Weston McKennie, setelah laga pembuka Serie A melawan Parma pada Minggu (24/8/2025). Dalam pertandingan di Turin itu, Bianconeri menang 2-0 berkat gol debut Jonathan David, namun kemenangan tersebut ternoda oleh ulah sejumlah oknum suporter.
Dalam pernyataan resmi di media sosial, Juventus menyebut McKennie menjadi sasaran “komentar diskriminatif bernuansa rasis dari beberapa individu di sektor suporter tamu” ketika ia melakukan pemanasan bersama rekan setim setelah pertandingan.
“Juventus dengan tegas mengutuk insiden ini dan segala bentuk rasisme. Klub akan bekerja sama sepenuhnya dengan otoritas disiplin olahraga untuk mengidentifikasi para pelaku,” tulis Juventus.
McKennie, yang bergabung dengan Juventus sejak 2020, masuk sebagai pemain pengganti pada menit-menit akhir pertandingan. Insiden ini menambah panjang daftar kasus rasisme yang menodai sepak bola Eropa dalam beberapa tahun terakhir.
Pada 2023, Fiorentina sempat dijatuhi hukuman larangan sebagian stadion (suspended partial stadium ban) setelah pendukung mereka melontarkan nyanyian rasis terhadap McKennie dan beberapa pemain Juventus lainnya. Meski demikian, kasus serupa kembali terulang di awal musim ini.
FIFA dan federasi sepak bola Eropa semakin mendapat sorotan terkait upaya pemberantasan rasisme. Presiden FIFA Gianni Infantino pekan lalu bahkan menyebut insiden dugaan pelecehan rasis dalam ajang DFB-Pokal Jerman sebagai sesuatu yang “tidak bisa diterima”.
Bagi Juventus, insiden ini menjadi pengingat bahwa perjuangan melawan diskriminasi masih jauh dari selesai. Klub menegaskan komitmen mereka untuk melindungi semua pemain tanpa memandang ras, kebangsaan, atau latar belakang.
McKennie sendiri belum memberikan komentar resmi, namun dukungan terus mengalir dari publik, termasuk para penggemar Juventus yang meminta pihak berwenang menjatuhkan sanksi tegas kepada pelaku. (Rio)