Bandung, Demokratis
Luar biasa, PA, KPA dan PPK tidak tanggapi konfirmasi wartawan. Surat konfirmasi tertulis sudah tiga kali diajukan kepada Kepala Dinas Pendidikan Jabar dan yang terakhir yakni pada Kamis (24/2/2025) dan sudah mendapat disposisi yang diberikan kepada Kabid PKLK, namun tidak dihiraukan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Ai Nurhasan.
Kabid yang belum lama menjabat sebagai Kabid PKLK ini Sudah berkali-kali ditemui tim Demokratis untuk dikonfirmasi terkait anggaran DAK Fisik SLB tahun 2024 senilai Rp56.243.488.000, yang dikelola oleh Bidang PKLK.
Demikian juga PPK DAK Fisik SLB Edi Kurnia, begitu besar anggaran DAK yang mereka kelola namun tidak pernah dijelaskan maupun dijawab secara tertulis sesuai dengan permohonan pada surat konfirmasi tim wartawan Demokratis. Apakah mereka sadar bahwa yang mereka kelola itu adalah uang rakyat, bukan uang pribadi. Dan pelaksanaan penggunaan dana DAK Fisik SLB tersebut pun seharusnya sudah selesai dan tidak ada yang perlu dirahasiakan lagi.

Ketika dihubungi melalui ponselnya, Edi Kurnia selalu saja saling lempar dengan Yudi Pramesti, saling pingpong. “Silahkan hubungi Yudi Pramesti,” jawabnya ringan. Kelakuan seperti ini seharusnya sudah tidak dilakukan lagi oleh pejabat publik.
Kabid PKLK Ai Nurhasan, sebagai Kuasa Pengguna Anggaran seharusnya menanggapi surat Demokratis dan menjawab dengan tertulis juga. Namun yang dialami Demokratis, setiap bermaksud menemui Kabid PKLK di ruang kantornya, yang bersangkutan selalu tidak ada di tempat. Hal seperti ini juga dialami beberapa media, Kabid PKLK Ai Nurhasan pun selalu tidak ada di ruang kerjanya. Perbuatan seperti ini seharusnya tidak dilakukan oleh seorang setingkat Kabid PKLK.
Konfirmasi Senin (10/3/2025) dengan Kabid PKLK Ai Nurhasan ketika disinggung terkait pelaksanaan Dak Fisik SLB tahun 2024, supaya dijawab saja dengan transparan. Ai Nurhasan mengalihkan tanggung jawabnya kepada stafnya Yudi Pramesti. “Besok silakan temui saja Yudi Pramesti, sekarang dianya sedang ke Bapeda,” ujar Ai Nurhasan.
Sesuai pembicaraan dengan Kabid PKLK Ai Nurhasan supaya menghubungi Yudi Pramesti, namun ketika dihubungi Yudi Pramesti, Selasa (11/3/2025) via ponselnya tidak ada jawaban. Konfirmasi dengan Ai Nurhasan hanya omong besar alias tidak jelas, hanya melepas tanggung jawab. Selaku Kabid PKLK masih saling lempar dengan stafnya. Apakah benar perbuatan seperti itu?
Upaya untuk konfirmasi kepada Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Wahyu Mijaya terkait kegiatan di Bidang PKLK, tidak bertemu, padahal buku tamu sudah ditulis untuk konfirmasi. Menurut Fajar, suratnya sudah disampaikan kepada Sekpri Kadis. Namun ketika Kadisdik ditunggu sampai jam 17.00 tidak bertemu juga. (IS/Tim)