Kota Tasikmalaya, Demokratis
Menghadapi tahun politik, Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Kota Tasikmalaya mengadakan Halal Bihalal sekaligus mempererat tali silaturahmi. Ini merupakan agenda rutin yang dilaksanakan KAHMI Kota Tasikmalaya. Sebab, dalam KAHMI sendiri ada beragam afiliasi politik dari anggotanya. Hal tersebut disampaikan Ketua MD KAHMI Kota Tasikmalaya Zenzen Zainudin kepada awak media di RM. Sambel Hejo Al Amin Jln. Letjend. Mashudi Kota Tasikmalaya, Ahad (7/5/2023).
“Dalam KAHMI ini ada beragam afiliasi politik, namun walau berbeda kerangka bisa diselesaikan dengan silaturahmi. Karena sudah terjalin komitmen yang sudah kuat sejak kita dididik ketika berhimpun di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI),” ucap Zenzen.
KAHMI sebut Zenzen, dikategorikan sebagai kelompok sosial menengah ke atas. Di tahun 2024 nanti minimal bisa melakukan proses pendidikan politik untuk menggiring masyarakat menjadi pemilih yang rasional, bukan pemilih emosional apalagi transaksional. Memang, Pemilu dewasa ini pemilih transaksional sangat luar biasa terlebih yang berbahaya, sesuatu yang melanggar namun dianggap sudah dimaklumi dan hal yang biasa. Padahal sudah jelas transaksional dalam Pemilu itu sudah merusak tatanan demokrasi sesungguhnya.
“Output-nya dalam Pemilu itu benar untuk hal membangun bangsa. Jika dengan politik transaksional tentunya merusak tatanan yang lain. Pemilu ini juga salah satu kegiatan rekruitmen kepemimpinan di masyarakat,” terangnya.
Lanjut dia, KAHMI juga termasuk bagian dari masyarakat yang memiliki tanggungjawab untuk memberikan pendidikan politik kepada masyarakat sesuai dengan tujuan HMI yakni terbinanya insan akademis tercipta pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat yang makmur yang diridhoi oleh Allah SWT, tandasnya. (Eddinsyah)