Jakarta, Demokratis
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kang Emil menuturkan para sesepuh Sunda menyatakan sikap tidak menyetujui usul berdirinya Provinsi Sunda. Hal itu disampaikan dalam pertemuan silaturahmi dengan tokoh Sunda di Aula Pasca Sarjana Universitas Pasundan, Kota Bandung, Sabtu (5/2/2022).
“Ada deklarasi usul oleh sebagian elemen yang mengatasnamakan Sunda yang mengusulkan penggabungan tiga provinsi. Dengan ini para Inohong (tokoh atau sesepuh) juga para ketua organisasi masyarakat (ormas) tidak menyetujui (penggabungan tiga provinsi menjadi Provinsi Sunda),” kata Ridwan Kamil seperti seusai pertemuan tersebut.
Kang Emil memberikan pendapatannya tentang Makloemat Sunda 2022 yang diprakarsai Gerakan Pilihan Sunda dan Lembaga Adat Kratwan Galuh Pakuan. Dalam pengumuman tersebut, salah satu poinnya adalah usul untuk menggabungkan Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten, menjadi Provinsi Sunda.
Menurut Kang Emil yang diperjuangkan Pemda Provinsi Jabar kepada pemerintah pusat adalah pemekaran kota/kabupaten di Jawa Barat. Hal itu untuk mendapatkan keadilan fiskal seperti dana bagi hasil (DBH) dari pemerintah pusat.
“Yang ingin lebih kami perjuangkan adalah pemekaran kota/kabupaten di Jabar yang jumlahnya terlalu sedikit. Sehingga, terjadi ketidakadilan fiskal dalam dana bagi hasil dari pusat ke daerah,” ujarnya.
Dia menambahkan, para tokoh Sunda menentang kelompok yang mengatasnamakan Islam dengan tujuan memecah belah bangsa. Hal tersebut menjawab isu deklarasi Negara Islam Indonesia (NII) yang terjadi di Kabupaten Garut.
“Kami sangat menentang kelompok yang mengatasnamakan Islam dengan tujuan memecah belah, seperti ada deklarasi NII di Garut. Oleh karenanya, kami mendukung upaya BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Teroris) dan Polri untuk menangkap oknum-oknum yang merusak nama baik Islam dan kesundaan di tanah Jawa Barat,” paparnya.
Dia menyampaikan, para tokoh Sunda sepakat untuk membuat satu forum komunikasi, sehingga hal-hal yang berkaitan dengan kesundaan cukup keluar dari satu pintu.
“Seperti kejadian baru-baru ini dari salah seorang anggota DPR terkait dengan kesundaan, gairah dari tokoh-tokoh Sunda saat ini sedang semangat untuk bersatu, menyamakan irama dan suara, sehingga insya Allah, nanti lahir organisasi forum komunikasi supaya isu-isu kesundaan cukup keluar dari satu pintu,” ucap Ridwan Kamil.
Langkah-langkah tersebut sebagai upaya untuk menjaga kondusivitas di Jabar karena empat pilar, yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika, harus dijunjung tinggi.
“Jadi sikap saya sebagai Gubernur, Provinsi Jawa Barat harus terus dijaga kondusivitasnya dari dinamika dan narasi-narasi disintegrasi terhadap kesepakatan yang sudah kita sepakati bersama dari Tatar Sunda untuk menjunjung tinggi empat pilar, yaitu Pancasila, NKRI, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika,” tutur Kang Emil. (IS)