Kartika Putri dan keluarga memutuskan memakamkan ibunya, Masayu Puspita Diana, dengan menerapkan protokol kesehatan sangat ketat di TPU Menteng Pulo, Tebet Jakarta Selatan, Sabtu (10/7/2021) siang. Itu dikakukan karena ibunya meninggal dunia waktu dini hari tadi pagi setelah sempat terpapar Covid-19.
Kartika Putri dan keluarga memberlakukan protokol kesehatan yang sangat ketat, mereka mengalami trauma mendalam atas meninggalnnya ibu yang sangat mereka sayangi. “Saya trauma sangat, bahkan bisa dibilang saya fobia. Untuk jalan aja saya takut sekali,” ujar Kartika Putri saat ditemui di bilangan Cinere Jakarta Selatan, Sabtu (10/7/2021).
Acara pengajian dan tahlilan digelar Kartika Putri dan anggota keluarga pada malam ini secara terpisah. Itu mereka lakukan demi menghindari kerumunan yang berpotensi memunculkan kasus Covid-19. Kartika Putri tidak mau kehilangan orang-orang yang sangat dicintainya lagi.
“Karena prosesnya (ibu meninggal-red) sangat cepat. Mama tanggal 29 masih bisa tertawa tapi setelah terpapar kami kehilangan mama,” ungkap istri Usman bin Yahya itu.
Kartika Putri meminta semua orang mematuhi prtokol kesehatan dengan sebaik mungkin. Karena virus korona masih terus menyebar di masyarakat. Apalagi ada varian baru yang lebih cepat menyebar.
“Tolong semuanya jaga kesehatan. Covid-19 adalah momok yang sangat meyeramkan bagi keluarga kami,” tuturnya.
Sebelumnya, Kartika Putri menceritakan kronologis kondisi ibunya, Masayu Puspita Diana, yang terpapar Covid-19 hingga mengakibatkan kesehatannya menurun. Kartika Putri bercerita, ibunya terpapar Covid-19 padahal selalu berada di rumah, tidak kemana-mana selama ini. Namun Masayu Puspita Diana sempat menerima tamu di rumah.
“Setelah terima tamu dia mengeluh badannya nggak enak, demam sejak tanggal 29 Juni. Tanggal 30 cek swab mandiri di rumah dan saat itu positif,” cerita Kartika Putri dalam jumpa pers virtual Kamis (8/7/2021).
Mengetahui ibunya terpapar Covid-19, Kartika Putri lantas berkonsultasi ke dokter untuk mencarikan obat yang sesuai. Ibunya pun mengonsumsi obat namun kondisi kesehatannya tetap tidak membaik.
“Di hari kedua mama sesak napas, mama belum mau ke rumah sakit, maunya dirawat di rumah. Kami sediakan oksigen, ada perawat dokter yang mengawasi juga, ada obat juga,” tuturnya.
Meskipun sudah dirawat di rumah dengan bantuan tenaga medis, nyatanya kondisi kesehatan ibunda Kartika Putri tak kunjung membaik. Sebaliknya kondisi kesehatannya malah semakin turun dengan saturasi oksigen sempat berada di angka 60.
“Hari ketiga ngeluh semakin sesak, nggak bisa tidur, Mama terbata-bata saat komunikasi. Mama mulai drop kondisinya sampai kami susah cari oksigen,” kata Kartika Putri.
Tak mau kondisi kesehatan semakin memburuk, keluarga akhirnya memutuskan untuk membawa ibunda Kartika Putri ke rumah sakit. Namun di tengah meningkatnya virus korona ternyata tidak mudah dalam mencari fasilitas kesehatan. Banyak rumah sakit menolak karena kondisinya penuh, tidak bisa lagi menampung pasien.
Sekitar tanggal 4 Juli 2021 lalu, ibu Kartika Putri akhirnya menemukan rumah sakit yang bisa menangani. “Dengan izin Allah mama dapat IGD. Mama akhirnya pakai mask oksigen karena kondisi tidak membaik,” ujarnya.
Kondisi kesehatan ibu Kartika Putri tetap tidak mengalami perkembangan meskipun sudah dipindahkan ke ruang ICU dan menggunakan ventilator. Kondisinya malah mengalami kritis.
“Nggak ada penyakit, selama ini mama sehat tapi mama obesitas. Itu cukup buruk untuk yang terpapar Covid-19. Di rumah sakit kena serangan jantung dan pengentalan darah tapi tidak tinggi,” kata Kartika Putri. (Sri/Red)