Jakarta, Demokratis
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menegaskan kasus Covid-9 yang meningkat saat ini 96% dipicu oleh varian Omicron.
Penegasan Nadia tersebut merespons pernyataan Wali Kota Tangsel Banten, Benyamin Davnie dan Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur yang menyatakan peningkatan kasus Covid-19 di kedua wilayah tersebut lebih banyak didominasi varian Delta (B.1.617.2) ketimbang Omicron (B.1.1.529).
“Enggak bisa dikatakan seperti itu karena sifat pemeriksaan semua sampel yang dikirimkan dari kasus positif Covid-19 itu hampir 96% saat ini sudah Omicron,” kata Nadia, Minggu (13/2/2021).
“Jadi kita bisa mengasumsikan bahwa sebenarnya yang terjadi di daerah itu (Tulungagung dan Tangsel) sebagian besar adalah varian Omicron. Kalau pun yang tidak diperiksa kita harus curiga itu probable Omicron,” sambungnya.
Selanjutnya, Nadia juga mengatakan pemeriksaan kasus menggunakan pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) berupa sampel dan telah mewakili setiap daerah. Dari sampai tersebut, kata Nadia, 96% merupakan kasus Covid-19 varian Omicron.
Untuk menyamakan informasi perkembangan Covid-19 di Tanah Air, Nadia menuturkan Kemenkes saat ini sedang melakukan konfirmasi dan klarifikasi kepada Kota Tangsel Banten terkait data yang disampaikan tersebut.
“Kita klarifikasi, Tangsel itu dari mana datanya,” tanya Nadia.
Nadia menjelaskan bahwa kasus saat ini sudah didominasi varian Omicron karena melihat dari pola penularan yang lebih cepat dari varian-varian sebelumnya. Hal ini dilihat dari tingkat keparahan dan meningkatan keterisian tempat tidur rumah sakit termasuk angka kematian.
Kemudian dibandingkan dengan kondisi saat Indonesia sedang mengalami gelombang kedua akibat varian Delta dan kondisi saat ini akibat varian Omicron.
“Varian Omicron ini memang sangat cepat menular, tapi orang yang membutuhkan perawatan rumah sakit hanya seperempat dari kondisi varian Delta. Tetapi dari sisi absolut karena varian Omicron jumlahnya lebih banyak bisa jadi yang dirawat di rumah sakit lebih tinggi dari Delta tapi gejalanya lebih ringan,” ujarnya.
Terkait angka kematian, Nadia menyebutkan ketika kasus Covid-19 akibat varian Delta mencapai 55.000 kasus per hari, maka angka kematian mencapai 3.000 hingga 4.000 kasus. Sedangkan saat ini kasus meningkat mencapai angka 44.526, tapi angka kematian hanya mencapai 111.
“Ini jauh banget dan orang yang dirawat di rumah sakit itu hanya 4.000 atau 5.000 dari kasus aktif 352.839,” pungkasnya. (Albert S)