UPPP Terus Menata Grand Design
Jakarta, Demokratis
Waktu perjalanan hampir 1 tahun lebih terlihat di Kawasan Muara Angke sudah terlihat berubah. Banyak sisi pinggir jalan di wilayah Unit Pengelola Pelabuhan dan Perikanan (UPPP) Muara Angke terlihat bangunan bangunan berbentuk kios-kios atau Ruko yang tidak bertingkat. Bangunan ini sudah bisa menata dari kekumuhan awalnya, apa lagi mengarah ke Kaliadem yang selalu dilewati para wisatawan dan penumpang yang menyebrang ke pulau 1000.
Sebelumnya daerah ini cukup jadi pergunjingan wisata dan warga, bahkan sepanjang jalan awalnya sangat bau busuk sampah yang berserakan, namun kini hilang semua.
Dan kini penumpang dan wisata yang ke Pulau Seribu melewati jalan itu, tidak lagi ada aroma bau busuk.
Bahkan di bahu jalan awalnya menuju pelelangan banyak pedagang ikan yang tidak enak dipandang, mengganggu jalan, becek, dan bau tidak sedap saat itu juga menyatu menuju ke wisata kuliner, namun saat ini para wisata kuliner tidak lagi seperti itu.
Sinergitas yang ada terlihat sudah berjalan UPPP sebagai penanggung jawab di wilayah Muara Angke, kepolisian dan TNI.
UPPP, Polsek Kawasan Sunda Kelapa dan stackholder sudah banyak memberikan ketertiban dan arahan pada warga kawasan Pelabuhan Muara Angke.
Kepala UPPP Maad kepada Demokratis mengatakan, perubahan wilayah Kawasan Pelabuhan Muara Angke terus dibenahi untuk memberikan kenyaman kepada masyarakat. “Program yang ada, dan akan kami benahi secara tim pada bawahan dan juga pada stakeholder di kawasan UP3 Muara Angke, serta Polri dan TNI,” kata katanya di ruang kerjanya, Jumat (21/2).
Ia mengatakan, untuk membenahi Muara Angke yang pertama dilakukan adalah akses jalan yang menuju pelabuhan Muara Angke, pelayanan angkutan yang menuju ke Pulau 1000. “Karena kami satu pintu dengan kabupaten di Pulau 1000 untuk melakukan pelayanan angkutannya, ini merupakan tuntutan jaman,” katanya.
Dan kedua, katanya, tentang yang ada sekarang adanya perubahan di Muara Angke, pihaknya melakukan Grand Desing Muara Angke atau tata kelola Muara Angke yaitu secara panduannya, dengan melakukan kerja tim yang saling mendukung tidak dengan idealis.
“Dan kita jaga kwalitas hasil perikanan di sini yang higienis, kami perketat dalam pasokan ikan yang ada di Muara Angke, agar tidak ada pengguna zat kimia, karena ikan sangat penting dikonsumsi masyarakat,” katanya.
Selain itu, pihaknya juga melakukan pembenahan disiplin kerja yang berangkat dari diri sendiri, dilakukan dengan cara contoh diri kita sendiri. “Kami tidak banyak breefing, tapi kami lakukan dengan contoh melakukan langsung cara kita bekerja,” ujarnya.
Kemudian keberhasilan di Muara Angke juga adanya kontribusi masyarakat yang bisa membangun di Muara Angke. “Baik kebersamaan yang sudah kami lakukan jadwal kerja bakti Selasa dan Jumat, himbuan kami pada masyarakat terus lakukan menjaga ketertiban dan keamanan serta kenyamanan,” imbuhnya.
Di tempat terpisah, Kapolsek Kawasan Sunda Kelapa Kompol Armayni menambahkan, “Hanya Muara Angke lah tempat pemukiman warga yang artinya hanya Polsek Kawasan Sunda Kelapa dari 3 Polsek di Polres Pelabuhan Tanjung Priok yang mempunyai warga dengan profesi mayoritas sebagai nelayan. Untuk itu kami sering berkunjung dan menyambangi warga, tokoh agama, tokoh masyarakat juga tokoh pemudanya,” katanya.
Menurutnya, saat mereka berkunjung tersebut masyarakat selalu mempertanyakan masalah odong-odong, KWK dan lainnya yang suka parkir atau ngetime sembarangan sehingga mengakibatkan macet khususnya di jam berangkat dan pulang sekolah atau kerja.
“Begitu juga dengan sampah yang berserakan kemana-mana yang mengakibatkan bau menyengat. Karena itu lah kami mengajak UP3 yang dipimpin langsung kepala Mahad dan anggotanya bersih-bersih mengatur Lalin yang sering macet berangkat sekolah dan pulang kerja,” tuturnya. (Albert S)