Selasa, November 28, 2023
  • Login
  • Nasional
  • Nusantara
  • Mancanegara
  • Hukum & Kriminal
  • Olahraga & Selebriti
  • Opini
  • Otomotif & Teknologi
  • Pembangunan
  • Pendidikan
  • Politik
  • Sejarah
    • Cerpen
    • Potret
No Result
View All Result
  • Nasional
  • Nusantara
  • Mancanegara
  • Hukum & Kriminal
  • Olahraga & Selebriti
  • Opini
  • Otomotif & Teknologi
  • Pembangunan
  • Pendidikan
  • Politik
  • Sejarah
    • Cerpen
    • Potret
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Opini

Kebencian

Oleh Masud HMN*)

demokratis.co.id by demokratis.co.id
Agustus 20, 2020
in Opini
0
Pembelajaran Sejarah yang Berantakan
0
SHARES
138
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Munculnya logika simbolik berpikir bahwa tidak ada hubungan antara berpikir dan kebencian mungkin perlu dikaji. Alasannya sekarang ini muncul fenomena kebencian yang menjadi-jadi. Yang boleh dikatkan sedang merajalela, antar kaum, antar suku dan antar bangsa. Fenomena berpikir yang juga bawaan manusia ternyata tidak selalu hadir perannya.

Kita maklumi bawaan manusia yang selain kebencian adalah berpikir. Luasan makna atau padanan kata benci adalah khizid dengki. Apakah mahluk manusia mahluk berpikir telah dihabisi golongan manusia mahluk kebencian?

RELATED POSTS

Memiliki Ilmu Pengetahuan

Mengenal Ekonomi Syariah

Fakta adanya kebencian dalam masyarakat kian menjadi-jadi alias meningkat saja, yang menjadikan masyarakat sakit dan pecah berderai (broken). Hal ini muncul dalam ujaran bahasa yang vulgar, buruk dan marah. Jika saja terus berkelanjutan tanpa ada upaya mengatasi hal itu maka masa depan peradaban akan berantakan. Harapan kita hal demikian tidak terjadi. Bangsa Indonesia jangan sampai jadi masyarakat berantakan.

Ambil misal seperti terjadi di Lebanon, Timur Tengah, saat ini masyarakatnya berantakan karena pecah dan saling membenci. Antar fraksi bertikai dan marah. Fakta ledakan di Beirut, wujud kebencian antar fraksi.

Ketika saya tanyakan kepada seorang kenalan saya Mr Fadhil seorang diplomat senior yang juga cendekiawan Irak dari Bagdad tentang masyarakat yang saling membenci, ia setuju pada pendapat saya.

Dalam pandangannya ini adalah sebuah kenyatan masyarakat. “It is reality,” katanya. Di sana orang saling benci antar sesama.

Mesir, negara penting kesohor di Timur Tengah tidak terhindar juga realitas kebencian antar sesama. Berita ini dikutip dari Al Ahram.

Dengan demikian membiarkan kebencian adalah malapateka. Sama halnya membiarkan akal pikiran tidak berfungsi identik dengan sumber malapetaka.

Seperti di-blow-up harian Al Ahram Mesir, 27 Juni 2019, menarik untuk dipahami kembali. Mesir sedang ditimpa meledaknya suasana kebencian dan pertikain. Yang diawali Revolusi Januari lima belas tahun lalu. Yaitu tentang ambil alih kekuasaan oleh jenderal unsur militer Mesir menggantikan Presiden Mursi.

Nampaknya kebencian itu bernuansa politik, kekuasan. Kebencian karena kuasaan atau kekuasan membawa kebencian. Di sinilah urgennya pandangan Islam. Masalah kebencian. Yang oleh Imam Ghazali disebutkan ada seratus hadis tentang kebencian. Tafsir Ibnu Khatsir juga menguraikan hal tersebut melibatkan pendangan agama sedang marak terjadi.

Di Indonesia nuansa kebencian terjadi juga. Seumpama soal Pilkada Kota Solo Gibran mengembangkan kebencian dengan ujaran yang tidak sehat dalam ide besar peradaban bangsa.

Satu pihak melontarkan Gibran sebagai bagian konsep dinasti politik karena putra Presiden Joko Widodo. Sebaliknya pihak yang lain tidak menentang konsep ini karena hak asasi manusia mendapat kesempatan yang adil.

Bagaimana manusia dapat menggunakan fungsikan pikirannya di kala kebencian sedang tiba. Ini persoalannya. Artinya karena manusia berpikir ia dapat menyelesaikan problem termasuk mengatasi kebencian.

Menarik untuk mengutip Jyoty Tonhaam dalam opininya di New York Times edisi 11/8/20 menyatakan tentang sebuah malapetaka.

Ia percaya ada bawaan yang salah dari manusia, dari sebuah kumpulan seperti adanya anasir terkutuk dalam kumpulan dunia kerja. Itulah yang ia sebut evil corporate. Ia menolak hal itu. Ia mengajukan upaya pendekatan kerja yang tepat untuk mencapai posisi kerja yang baik (can gig worker be good work).

Dengan demikian membiarkan kebencian adalah malapateka. Sama halnya membiarkan akal pikiran tidak berfungsi identik dengan sumber malapetaka.

Artinya tidak boleh dibiarkan. Meskipun pikiran dan kebencian tidak ada hubungan. Tetapi bagi kepentingan manusia, untuk kerja yang baik kedua unsur itu yakni pikiran manusia dan kebencian perlu dikelola secara masing-masing dengan bertanggung jawab.

Jakarta, 17 Agustus 2020

*) Masud HMN adalah Doktor Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta

ShareTweetSendShare
demokratis.co.id

demokratis.co.id

Related Posts

Pembelajaran Sejarah yang Berantakan

Memiliki Ilmu Pengetahuan

by demokratis.co.id
November 26, 2023
0

Mencapai negara maju salah satunya syarat ilmu pengetahuan serta menghormati guru. Bukan hanya punya pendapatan yang tinggi dan industri yang...

Pembelajaran Sejarah yang Berantakan

Mengenal Ekonomi Syariah

by demokratis.co.id
November 25, 2023
0

Satu tempo saya bertanya pada mantan menteri agama tentang pasar dagang valuta asing di pasar modal (bursa). Bolehkah berdagang di...

Pembelajaran Sejarah yang Berantakan

Investasi dan Masa Depan

by demokratis.co.id
November 23, 2023
0

Bagaimana ekonomi masa yang akan datang? Sebab, negara maju mesti dibarengi dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Salah satu jalan mencapai kemajuan...

Kepala Seksi Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Karawang Sosok Pemimpin yang Selalu Terbuka

by demokratis.co.id
November 23, 2023
0

Tri Yulianto Satyadi, SH yang saat ini menjabat sebagai Kepala Seksi Tindak Pidana Khusus di Kejaksaan Negeri Karawang, tergolong masih...

Hikmah Pagi

Hikmah Pagi

by demokratis.co.id
November 22, 2023
0

Ibrahim bin Adham berkata, 10 perkara yang menyebabkan hati mati, sehingga doa tidak dikabulkan adalah sebagai berikut: Kamu mengenal Allah...

RECOMMENDED

Kapasitas Kadisdik Kota Tasikmalaya Tidak Melarang dan Mengijinkan Namun Diimbau, Hentikan Kegiatan Study Tour

Kapasitas Kadisdik Kota Tasikmalaya Tidak Melarang dan Mengijinkan Namun Diimbau, Hentikan Kegiatan Study Tour

November 28, 2023
Program Prabowo Serentak se-Indonesia, Anggota DPRD dari Partai Gerindra Bagikan 2000 Makanan Sehat di Kota Depok

Program Prabowo Serentak se-Indonesia, Anggota DPRD dari Partai Gerindra Bagikan 2000 Makanan Sehat di Kota Depok

November 28, 2023
  • 87k Followers
  • 647 Followers
  • 23.9k Followers

MOST VIEWED

  • Sejarah Perkembangan Telepon

    Sejarah Perkembangan Telepon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Wakil Sekjen DPN Peradi: OBH Harus Paham Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Penulis Buku Aku Bangga Jadi Anak PKI, Ribka Tjiptaning Memilih Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hanya 45 Menit, Pedro Lascuráin Presiden dengan Masa Jabatan Tersingkat di Dunia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gaji Karyawan Isana miniMart Dipotong dengan Produk Hampir Expired

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
demokratis

demokratis.co.id

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2022 demokratis.co.id. All Rights Reserved.

No Result
View All Result
  • Nasional
  • Nusantara
  • Mancanegara
  • Hukum & Kriminal
  • Olahraga & Selebriti
  • Opini
  • Otomotif & Teknologi
  • Pembangunan
  • Pendidikan
  • Politik
  • Sejarah
    • Cerpen
    • Potret

Copyright © 2022 demokratis.co.id. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In