Jumat, September 12, 2025

Kecam Netanyahu, Uni Emirat Arab Pasang Badan untuk Qatar

Doha, Demokratis

Suasana di kawasan Teluk kembali memanas. Kali ini pemicunya bukan perseteruan internal, melainkan ancaman terbuka dari Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu terhadap Qatar. Tak butuh waktu lama, Uni Emirat Arab (UEA) langsung bereaksi. Melalui Kementerian Luar Negerinya, UEA mengeluarkan pernyataan keras mengecam retorika agresif Netanyahu.

Pernyataan yang dicetuskan pada Kamis (11/9/2025) itu dengan tegas menyebut bahwa keamanan dan stabilitas Qatar adalah bagian tak terpisahkan dari keamanan negara-negara Dewan Kerja Sama Teluk (GCC).

Ini adalah sikap yang jelas. UEA menegaskan, setiap serangan atau ancaman terhadap satu anggota GCC, sama artinya dengan menyerang seluruh kerangka keamanan kolektif di kawasan tersebut. Bukan sekadar solidaritas, ini adalah pesan kuat bahwa Teluk adalah satu kesatuan.

 

Ancaman Netanyahu yang Bikin Jantung Berdebar

Kemarahan UEA bukan tanpa sebab. Netanyahu membuat pernyataan yang dianggap sangat provokatif, terutama setelah serangan mematikan Israel di ibu kota Qatar, Doha, beberapa hari sebelumnya.

“Jika Anda tidak mengusir mereka (Hamas) atau menyeret mereka ke pengadilan, maka kami yang akan melakukannya,” ujar Netanyahu, dalam sebuah pernyataan yang ditujukan langsung kepada Qatar, Rabu (10/9/2025).

Tak hanya itu, Netanyahu bahkan dengan berani membandingkan serangan Israel ke Doha dengan upaya Amerika Serikat (AS) mengejar Al-Qaeda pasca-teror 11 September 2001. Perbandingan ini, menurut banyak pihak, adalah upaya pembenaran yang sangat keji.

Qatar sendiri dengan cepat menolak perbandingan itu. Mereka menyebutnya sebagai ‘pembenaran baru yang menyedihkan bagi praktik keji Israel’ dan merupakan pelanggaran ceroboh terhadap kedaulatan negaranya.

 

Stabilitas Teluk di Ujung Tanduk

Pernyataan Netanyahu ini memang muncul di tengah meningkatnya kritik internasional atas serangan yang menewaskan lima anggota Hamas dan seorang personel keamanan Qatar. Meski Hamas memastikan para pemimpinnya selamat, insiden ini tetap memicu ketegangan yang sangat serius.

Qatar mengecam serangan itu sebagai ‘tindakan pengecut’ dan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional. Mereka juga memperingatkan bahwa tidak akan menoleransi ‘tindakan ceroboh’ Israel.

Sebagai catatan, Qatar, bersama AS dan Mesir, memegang peran krusial dalam upaya menengahi penghentian perang Israel di Gaza, yang hingga kini telah menewaskan lebih dari 64.700 warga Palestina sejak Oktober 2023.

Tapi ironisnya, di tengah peran mediator yang sulit ini, Netanyahu justru menebar ancaman yang merusak stabilitas kawasan.

Sikap tegas UEA ini menjadi sinyal jelas bahwa Teluk tidak akan tinggal diam jika ada salah satu anggotanya diusik. Ini adalah babak baru dalam dinamika politik Timur Tengah yang semakin rumit, di mana satu pernyataan salah bisa memicu gelombang ketegangan yang lebih besar. (IB)

Related Articles

Latest Articles