Blitar, Demokratis
Masih ingat viralnya jalan yang rusak parah di Provinsi Lampung? Hal serupa juga terjadi di Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Inilah yang membuat warga Desa Semen, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar marah. Mereka menaman pohon pisang di tengah jalan desa mereka yang hancur, bertepatan dengan rencana kunjungan Bupati Blitar Rini Syarifah ke desa tersebut, Kamis (6/7/2023).
Menurut pengakuan warga, jalan desa sepanjang 1,6 kilometer yang rusak parah itu tak kunjung diperbaiki. Padahal, Desa Semen terkenal sebagai salah satu destinasi wisata di Kabupaten Blitar. Terlebih, pada 2022 lalu, Desa Wisata Semen menyabet juara 1 kategori Desa Wisata Maju pada ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.
Seorang warga menuturkan, aksi tanam pisang ini merupakan akumulasi kekecewaan warga yang selama selama bertahun-tahun menderita, karena rusaknya jalan tersebut. Jalan rusak itu melewati tiga RT.
“Ini jalan utama warga, perekonomian warga bergantung pada jalan ini. Dibiarkan rusak bertahun-tahun. Permintaan kami sederhana, cuma ingin diperhatikan pemerintah, perbaiki jalan ini,” ungkap Setiyoso, salah satu warga setempat.
Itu sebabnya mereka sengaja menanam pohon pisang di jalan menuju tempat wisata Kali Kebo dan Puspa Jagad yang rusak parah. Tepatnya, di Jalan Nanas, Dusun Tegalrejo, Desa Semen, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar. Aksi itu bertepatan dengan rencana kunjungan Bupati Blitar Rini Syarifah untuk menghadiri Sarasehan Pengembangan Desa Wisata di Balai Desa Semen. Sayangnya, Bupati tak jadi hadir.
Warga berharap bupati dapat menyempatkan waktu melihat kondisi jalan yang rusak, sekaligus mendengar langsung aspirasi masyarakatnya. Menurut informasi yang diterima warga, bupati akan mengunjungi beberapa titik lokasi wisata di Desa Semen.
“Kami dengar Bupati mau berkunjung ke beberapa lokasi, mungkin sibuk, atau entah kenapa tidak jadi. Awalnya, kami berharap selagi bupati kunjungan ke sini, bisa sekalian liat langsung kondisi jalan di sini,” imbuhnya.
Ironis memang, warga menganggap desanya yang selama ini membanggakan Kabupaten Blitar dengan prestasinya, malah terkesan ditelantarkan. Perbaikan hanya pernah dilakukan sekali, melalui dana Jaring Aspirasi Masyarakat (Jasmas) sepanjang 400 meter.
“Sedangkan panjang jalan yang rusak 1.600 meter, rusaknya parah lagi. Itu juga dulu sekali (perbaikan), lewat dana Jasmas, Pas Pak Adib Zamhari masih jadi dewan. Desa ini berprestasi lho, jalan ini juga dilalui banyak wisatawan,” jelas Setiyoso.
Sementara itu, Kepala Desa Semen Puryanto, yang datang ke lokasi mengatakan, status jalan ini sekarang adalah jalan desa. Namun, dulu pernah berstatus jalan kabupaten, yang kemudian dikembalikan statusnya menjadi jalan desa.
“Sekarang ini jalan desa, tapi kalau untuk memperbaiki jalan ini, anggaran desa tidak sanggup. Maka, dari dulu sudah kami ajukan permohonan untuk perbaikannya ke pemkab. Tapi sayangnya, belum terealisasi,” paparnya. (JP)