Tapanuli Selatan, Demokratis
Entah apa yang diperebutkan di bumi Tapanuli Selatan yang berkaitan dengan Pilkada 2024 yang sebentar lagi digelar, apakah tertarik dengan sumber daya alam (SDA) di wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan yang menggiurkan? Atau adanya sesuatu yang sangat urgen di dalam sumber daya alam yang berlimpah ruah seperti perusahaan tambang emas PT. Ar Martabe, PLTA, dan sejumlah perusahaan kelapa sawit, sehingga keluarga Pasaribu terus berkeinginan melanjutkan kepemimpinan di Pemerintahan di Tapanuli Selatan ini. Kemungkinan pejabat yang telah pernah menjadi Bupati di Tapsel dapat dipastikan mengetahui apa itu bantuan CSR, dana deviden dari perusahaan untuk rakyat Tapanuli Selatan melalui Dinas Pendapatan Tapanuli Selatan.
Sejumlah daerah di Provinsi Sumatera Utara, beberapa partai politik sudah mengumumkan pasangan calon yang mereka usung untuk bertarung di Pilkada 27 November 2024. Hal yang unik terjadi di Tapanuli Selatan, hingga saat ini belum ada partai yang mengusung nama pasangan calon.
Salah satu pengamat sosial dan politik di Sumatera Utara Mangudut Hutagalung mengatakan bahwa Balon Pilkada di Tapanuli Selatan 2024 adanya dua keluarga yang bermarga Pasaribu berkeinginan terus memimpin Pemerintahan Kabupaten Tapanuli Selatan, yakni: Dolly Pasaribu anak kandung dari alm. Panusunan Pasaribu (mantan Bupati Tapanuli Tengah), dimana Dolly Pasaribu tersebut lewat jalur independen merupakan Bupati Tapanuli Selatan masih aktif dengan slogan “Lanjutkan”. Sementara itu adik kandung dari alm. Panusunan Pasaribu berkeinginan untuk maju di Pilkada Tapsel 2024 yakni Gus Irawan Pasaribu (anggota DPR RI dari Partai Gerindra) dengan slogan “Tapanuli Selatan Bangkit Kembali 2024”. Ini seolah-olah kepemimpinan sebelumnya adalah tidak bangkit.
Kemudian ada satu calon lagi dari Partai Golkar masih aktif Wakil Bupati Tapanuli Selatan Rasyid Assaf Dongoran, MSi.
“Melihat ketiga calon tersebut masing-masing punya kantong-kantong suara. Namun sebagian masyarakat khususnya pinggiran mendambakan pemimpin yang bukan sering ‘tebar pesona’. Mulut manis tapi setelah duduk di kursi nomor satu di Pemkab Tapsel pembangunan infrastruktur jalan kabupaten masih banyak yang tidak dilaksanakan, buktinya di Daerah Barnang Koling ke Pangaribuan hingga ke Desa Pargarutan Kecamatan Sipirok, Arse, Saipar Dolok Hole (SDH) dan Kecamatan Aek Bilah,” terang Kamuaro Siagian warga Sipirok pada Demokratis di Sipirok.
Lebih lanjut disampaikan bahwa ada indikasi masyarakat sudah merasa bosan dengan kepemimpinan keluarga Pasaribu yang sudah beberapa periode berlangsung. “Pembangunan di wilayah kami tidak begitu signifikan perubahannya,” ujar Siagian.
Lebih lanjut disebutkan, dengan mencalonnya keluarga Pasaribu yang konon kenyataannya adalah “masih satu periuk” (satu keluarga) antara anak dan paman, yang telah santer diketahui warga ada dugaan kekurangan akuran antara Dolly dengan pihak paman, sehingga kredibilitas mereka menjadi menurun, itu bisa dipastikan, karena masyarakat terkesan sudah bosan.
“Apabila ada calon lain yang berani maju di Pilkada 2024 seperti Wakil Bupati Tapanuli Selatan Rasyid Assaf Dongoran, MSi., kemungkinan besar bisa menang, karena beliau dikenal sifat kepemimpinan yang transparan dalam memimpin Tapsel. Dan kami yakin wilayah kami akan bisa mengalami perubahan terutama infrastruktur jalan di desa-desa,” lanjutnya.
Baginda Siregar (58) Sipirok mengatakan, kenapa Gus Irawan Pasaribu bersemangat mencalonkan untuk merebut kursi nomor satu di Tapanuli Selatan, ini jelas didukung penuh oleh Syahrul M Pasaribu (abang kandung Gus Irawan Pasaribu), ada kemungkinan masih ada kepentingan mantan Bupati Tapsel tersebut dengan PT. Angincourt Resources Martabe selaku perusahan tambang emas di Batang Toru.
“Atau setidaknya menjaga kepentingan tersebut jangan sampai terbongkar ke pusat seperti bantuan deviden kepada masyarakat Tapanuli Selatan yang jumlahnya ratusan miliar rupiah belum lagi permasalahan CSR,” tegasnya di Pasar Sipirok, minggu lalu.
Dolly Pasaribu dan Ahmad Buchori kini tengah berjuang mendaftar calon kepala daerah dari jalur independen. Saat ini KPU sedang melakukan verifikasi tahap kedua dan kemungkinan besar akan lolos tahap verfikasi.
Menurut beberapa informasi, ada alasan mengapa tiga nama ini yang paling kencang diperbincangkan oleh masyarakat. Pertama, Dolly Pasaribu adalah bupati petahana yang dulunya diusung oleh pamannya yang juga mantan Bupati Tapsel, Syahrul Pasaribu dan Gus Irawan Pasaribu. Motivasinya ingin melanjutkan kepemimpinan di Tapanuli Selatan.
Kedua paman kandung ini teryata menilai adanya ketidaksesuaian dalam komitmen politik ketika Dolly Pasaribu telah satu periode menjabat. Tetapi pria 44 tahun ini malah belum mendapat dukungan parpol untuk maju pada Pilkada 2024.
Dolly meyakinkan kepemimpinannya baik dengan terbukti begitu banyak penghargaan yang diraih dengan jargon “Tapsel Berkelanjutan”.
Bisa dibilang hilangnya dukungan parpol pada Dolly adalah dampak dari hubungannya yang kurang harmonis dengan Syahrul Pasaribu dan Gus Irawan Pasaribu. Kini Syahrul mendukung adiknya, Gus Irawan Pasaribu yang kini menjabat Ketua DPD Gerindra Sumut untuk bertarung di Pilkada Tapsel untuk melawan Dolly Pasaribu.
Saat ini Gus Irawan yang sudah berusia 60 tahun ini memegang rekomendasi dari Partai Gerindra (5 kursi), PAN (4 kursi), dan PKS (1 kursi) yang telah mencukupi syarat untuk maju dalam pemilihan kepala daerah. Namun hingga kini belum ada nama pasangan yang akan mendampinginya, Gus Irawan Pasaribu menyatakan slogan “Tapsel Bangkit”.
Perseteruan paman dan ponakan ini membuat nama Gus Irawan terus diperbincangkan. Pasalnya dalam beberapa pernyataan di media, Gus Irawan menyebut motivasinya karena hasil musyawarah keluarga, karena kecewa dengan kepemimpinan Dolly Pasaribu dan berkeinginan membangkitkan pembangunan Tapsel ke depan.
Sedangkan Rasyid Assaf Dongoran ini ibarat bertarung di antara dua pendekatan politik antara dinasti dan kekuasaan. Dan selama menjabat ada kesan pria 48 tahun ini tidak mendapatkan ruang kepemimpinan, namun ia terus berkomitmen untuk memajukan daerah di Tapanuli Selatan tanpa membuat gerakan menjatuhkan Dolly Pasaribu, situasi ini menyebakan opini terbangun terjadi perpecahan antara Dolly Pasaribu sebagai Bupati dan Rasyid Assaf Dongoran sebagai Wakil Bupati.
Menelusuri informasi dari beberapa sumber bahwa sosok yang selama satu periode wakil bupati ini bekerja dari desa ke desa dengan inisiatif sendiri untuk mendengarkan keluhan masyarakat Tapsel.
Meski Golkar dengan kekuatan 8 kursi bisa mengusung sendiri pasangan calon, namun Rasyid tetap berharap dukungan dari Gerindra dan partai lain. Begitu juga dengan Gus Irawan juga sangat mengharapkan dukungan dari Golkar sebagai partai berkuasa di Tapsel. (Uba Nauli Hasibuan)