Bantul, Demokratis
Menu Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menjadi sorotan. Kali ini menu MBG yang diterima SMPN 2 Sewon, Bantul membuat geger karena terdapat ulat hingga jangkrik.
Ketua Komisi D DPRD Bantul, Pramu Diananto Indratriatmo mengaku pihaknya mendapatkan laporan terkait temuan ini. Bahkan dirinya mendapatkan tiga video soalnya adanya ulat hingga jangkrik dalam menu MBG tersebut.
“Tadi dapat laporan dari masyarakat, ada tiga video terkait MBG di SMPN 2 Sewon. Jadi di salah satu lauk MBG ditemukan telur lalat, ulat, hingga jangkrik,” kata Pramu kepada wartawan di Bantul seperti dikutip, Rabu (3/9/2025).
Sementara itu, Kepala Dikpora Bantul, Nugroho Eko Setyanto saat dikonfirmasi juga mengakui adanya temuan tersebut. Dia mengaku sudah melakukan pengecekan ke SMPN 2 Sewon.
“Sore ini kita sudah mengundang Kepala SMPN 2 Sewon dan dari SPPG. Kemudian sampaikan oleh kepala sekolah kejadian itu awalnya pada 27 Agustus 2025 ada satu makanan di dalam ompreng yang ada ulat sayurnya, tapi ulat sudah mateng, ikut kemasak,” ucap Nugroho saat dihubungi wartawan, Selasa (2/9/2025).
Sebelumnya, pada 28 Agustus 2025, salah satu murid menemukan telur lalat yang menempel pada daging ikan dori. Walhasil, Kepala SMPN 2 Sewon menyampaikan keluhan kepada Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Miri sebagai penyedia MBG.
Namun, meski sudah menyampaikan keluhan, masih ada temuan dalam menu MBG. Kali ini, pada salah satu lauk terdapat jangkrik.
“Hari ini, tepatnya pagi tadi, ada satu ompreng lagi yang di dalam lauknya ada jangkriknya, jangkrik itu ada di dalam tahu goreng. Jadi, ketika tahu goreng dibelah oleh salah satu anak itu, di dalamnya ada jangkrik yang sudah ikut termasak,” ujarnya.
Nugroho menjelaskan kepala SPPG sudah mengakui adanya kejadian tersebut dan mengaku salah.
“Makanya sore ini kita undang Kepala SPPG-nya dan menerima tentang kejadian itu. Kepala SPPG juga meminta maaf serta akan memperbaiki agar kejadian seperti itu tidak terjadi lagi,” katanya.
Nugroho menuturkan SMPN 2 Sewon mendapatkan jatah 760 porsi MBG setiap harinya. Dia lantas meminta SPPG supaya benar-benar menerapkan kontrol terhadap kualitas MBG yang dihidangkan secara baik sebelum mengirimkannya ke sekolah-sekolah.
“Kalau dari kami ingin agar quality control dari mereka harus diperkuat, sehingga tidak terjadi lagi kejadian seperti ini. Karena bukan kewenangan dari dinas untuk melakukan pemeriksaan,” imbuhnya. (JP)