Lampung, Demokratis
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendorong Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia (HATHI) untuk terus meningkatkan profesionalisme dan kompetensi anggotanya agar dapat menjawab tantangan pengelolaan sumber daya air (SDA) ke depan utamanya untuk memitigasi dampak perubahan iklim.
“Untuk mengatasi berbagai tantangan akibat dampak perubahan iklim, diperlukan kolaborasi semua pihak termasuk HATHI sebagai organisasi keahlian di bidang sumber daya air,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam sambutannya yang disampaikan Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Mohammad Zainal Fatah pada acara pembukaan Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) ke 40 Himpunan Ahli Teknik Hidraulik (HATHI) dan Kongres ke-14 HATHI di Universitas Lampung, Jumat (25/8/2023).
Dikatakan Menteri Basuki dalam sambutannya, upaya mitigasi yang dilakukan untuk menghadapi dampak perubahan iklim yang mengakibatkan bencana kekeringan dan banjir antara lain dapat dilakukan melalui optimalisasi fungsi tampungan air seperti bendungan, embung, situ, dan danau, pembuatan sumur bor, rehabilitasi jaringan irigasi dan kesiapsiagaan alat berat yang ada di daerah seperti excavator, mobil tangki, mobile pump dan lainnya.
“Beberapa upaya lainnya yang dapat dilakukan untuk memitigasi dampak perubahan iklim antara lain penurunan emisi karbon, penerapan pola tanam pertanian dan perkebunan yang hemat air, pengembangan infrastruktur dan teknologi ramah lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat. Selain itu, upaya lain yang perlu dilakukan adalah penerapan konsep pertumbuhan hijau, yaitu proses pertumbuhan yang berorientasi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan,” kata Menteri Basuki.
Diungkapkan Menteri Basuki, perubahan iklim dunia secara global telah memberikan dampak yang besar dalam kehidupan umat manusia. Kenaikan suhu bumi telah mengubah pola iklim yang mempengaruhi produktivitas pertanian, ketersediaan air, maupun pemanfaatan air untuk kebutuhan domestik, perkotaan, industri, energi, dan lainnya. Dalam pengelolaan sumber daya air, perubahan iklim berkaitan dengan peningkatan risiko banjir dan kekeringan.
“Saya mengucapkan terima kasih dan menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada HATHI yang telah secara konsisten melaksanakan PIT setiap tahun dan kali ini dilaksanakan di Kampus Universitas Lampung yang akan lebih mendekatkan HATHI sebagai organisasi keahlian dengan dunia pendidikan,” kata Menteri Basuki.
Dalam sambutannya, Menteri Basuki juga mengingatkan kembali bahwa kurang dari satu tahun yakni pada 18-24 Mei 2024, Indonesia akan menyelenggarakan The 10th World Water Forum di Bali dengan tema “Water for Shared Prosperity”. Rangkaian kegiatan dalam rangka itu, yang terdekat adalah The 2nd Stakeholder Consultation Meeting pada tanggal 12-13 Oktober 2023.
“WWF merupakan festival terbesar dunia di bidang air, oleh karenanya saya meminta HATHI untuk memanfaatkan forum ini sebaik-baiknya dengan berperan aktif dalam acara tersebut,” kata Menteri Basuki.
Ketua Umum HATHI Jarot Widyoko mengatakan, PIT ke-40 HATHI ini diharapkan bisa memberikan kontribusi nyata termasuk implementasi Iptek mengingat adanya ancaman perubahan iklim. “Hal tersebut selaras dengan tema PIT Hathi kali ini yakni Pengelolaan Sumber Daya Air untuk Meningkatkan Ketahanan dalam Menghadapi Perubahan Iklim untuk mencapai Pembangunan Berkelanjutan. Total ada 195 pemakalah yang hadir memberikan ide-idenya,” ujarnya.
Turut hadir dalam acara tersebut Inspektur Jenderal Kementerian PUPR T. Iskandar, Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Kementerian PUPR Wilayah Yudha Mediawan, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, Rektor Universitas Lampung Lusmeilia Afriani, dan Para Kepala Balai/Balai Besar Wilayah Sungai Kementerian PUPR di seluruh Indonesia. (Reimon)