Jakarta, Demokratis
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mendukung inovasi teknologi dan penggunaan produk dalam negeri untuk pembangunan infrastruktur. Dukungan inovasi dan teknologi diperlukan dalam upaya membangun infrastruktur yang lebih baik, lebih cepat, dan lebih murah.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyatakan perlu adanya inovasi baru untuk menunjang proyek pembangunan. Pemanfaatan teknologi yang tepat guna, efektif, dan ramah lingkungan juga didorong guna menciptakan nilai tambah dan pembangunan berkelanjutan sehingga manfaat infrastruktur dapat dirasakan generasi mendatang. “Saya mengapresiasi sekecil apapun inovasi yang dilakukan dalam pembangunan infrastruktur,” ujarnya.
Salah satu forum yang rutin diselenggarakan untuk mendorong inovasi penyedia jasa konstruksi adalah PP Awards 2021 yang digelar oleh salah satu BUMN Karya PT. PP (Persero) Tbk. Adapun penjurian inovasi yang dilakukan terdiri dari 2 (dua) kategori, yaitu inovasi metode konstruksi dan inovasi manajemen perkantoran. Acara yang digelar setiap tahunnya ini selalu mencetak para champion inovasi di kedua kategori tersebut.
Direktur Prasarana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Iwan Suprijanto yang diundang menjadi salah satu juri PP Awards 2021 untuk kategori Inovasi Metode Konstruksi mengapresiasi upaya yang telah dilakukan oleh PT. PP (Persero) Tbk. “Kementerian PUPR selalu men-challenge terobosan dan inovasi metode konstruksi di lapangan agar pelaksanaan proyek infrastruktur lebih cepat selesai, efisien, serta tetap menjaga mutu dan zero accident,” ujarnya.
Dikatakan Iwan, salah satu hal yang menarik perhatian dewan juri adalah ketika pemaparan Sistem Pengaspalan dengan Spesifikasi Khusus pada Proyek Sirkuit Mandalika yang dilakukan langsung di lokasi proyek menggunakan drone.
“Dengan nilai kontrak Rp 899 miliar, tim proyek diberi tugas untuk menyelesaikan pembangunan lintasan MotoGP pertama kali di Indonesia dan harus memenuhi standar mutu yang ditetapkan Federation Internationale de Motorcyclisme (FIM),” tutur Iwan.
Beberapa kriteria yang harus dipenuhi antara lain tingkat surface regularity (kerataan) ±3 sampai 5 mm, toleransi elevasi 3 mm, tidak diperbolehkan adanya cold join memanjang, cold join melintang hanya diperbolehkan pada segmen tertentu sesuai persetujuan konsultan perencana, dan suhu minimal penghamparan relatif tinggi pada ± 140 ℃.
Metode pengaspalan juga unik karena pengaturan rute dan ketebalan seluruhnya otomatis, sehingga pengaspalan dapat terus berlangsung (tidak ada waktu tunggu untuk suplai hotmix ke finisher).
“Saya mengapresiasi metode yang digunakan oleh Tim Proyek Mandalika ini. Untuk menjaga mutu, digunakan 2 (dua) Paver yang dikendalikan secara otomatis berbasis GPS agar tidak terjadi cold join sambungan memanjang. Inilah inovasi Ngaspal with BIM,” tutur Iwan.
Pada poses penjurian ini, terdapat 5 (lima) nominasi yang memaparkan inovasi metode konstruksi yang telah diterapkan oleh tim proyek di lapangan. Nominatornya yaitu (1) Review Design Jembatan Tanah Adat untuk Menghindari Mata Air pada Proyek Tol Manado Bitung; (2) Sistem Pengaspalan dengan Spesifikasi Khusus pada Proyek Sirkuit Mandalika; (3) Ceiling Panel Hoist pada proyek TOD Pondok Cina; (4) Filler Block Sandjack Temporary Bearing dan Temporary Fixity pada Span Box Girder Proyek Bogor Ring Road III A; dan (5) Inovasi Metode Setter Pole Erection pada Proyek Masjid Agung Medan.
Selain Iwan Suprijanto, anggota dewan juri lainnya adalah Chaidir Anwar Makarim selaku praktisi geoteknik, value engineering, teknik beton, dan arbitrase, serta Bangun Sucipto selaku praktisi value engineering dan pakar manajemen proyek. (Reimon)