Jakarta, Demokratis
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menyelesaikan tahap akhir pembangunan Jembatan Teluk Kendari sepanjang 1,34 Km yang menghubungkan kawasan Pelabuhan Kota Lama dengan Pulau Bungkutoko dan wilayah Kecamatan Poasia di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Jembatan Teluk Kendari akan menjadi ikon baru dan kebanggaan masyarakat Kota Kendari dan Sulawesi Tenggara.
Jembatan Teluk Kendari dibangun untuk mendukung pengembangan wilayah Kota Kendari bagian Selatan dan Pulau Bungkutoko yang akan dikembangkan menjadi kawasan industri, Kendari New Port, dan kawasan permukiman baru. Kawasan pelabuhan baru tersebut merupakan pengganti dari kawasan Pelabuhan di Kota Lama.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan infrastruktur seperti jembatan, tidak hanya memperhatikan sisi teknis dan fungsional saja, tetapi juga sisi arsitekturalnya, karena jembatan dapat menjadi ikon lansekap kota yang indah.
Selain itu, “Pembangunan infrastruktur jembatan, flyover dan underpass akan meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas, di samping memberikan dukungan bagi produktivitas masyarakat yang lebih baik,” kata Menteri Basuki.
Jembatan Teluk Kendari akan terhubung dengan jalan nasional dan jalan lingkar luar (Outer Ring Road) Kota Kendari sepanjang 40 Km yang menghubungkan Kota Kendari dengan Kabupaten Konawe, sehingga akan mempermudah mobilitas kendaraan logistik dari kawasan pelabuhan baru di Pulau Bungkutoko yang menjadi bagian pengembangan Kota Kendari seluas 66 hektar.
Sekitar kawasan jembatan ditata dan dimanfaatkan sebagai ruang terbuka publik. Sejumlah fasilitas akan dibangun seperti lapangan olahraga, area parkir, dan street cinema sebagai bagian dari pengembangan kawasan Kota Lama.
Terselesaikannya Jembatan Teluk Kendari juga akan mempermudah pergerakan masyarakat yang berada di kawasan Kota Lama yang selama ini harus menyeberangi Teluk Kendari menggunakan kapal ferry atau memutari Teluk sejauh 20 Km dengan waktu tempuh 30-35 menit. Dengan melintasi jembatan tersebut jarak akan semakin dekat dan waktu tempuh yang dibutuhkan hanya sekitar 5 menit.
Pembangunan Jembatan Teluk Kendari berada dibawah tanggungjawab Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XXI Kendari Ditjen Bina Marga dengan kontraktor pelaksana konsorsium PT. PP dan PT Nindya Karya. Biaya pembangunannya bersumber dari APBN Kementerian PUPR sebesar Rp 809 miliar melalui skema kontrak tahun jamak (MYC) 2015-2020.
Konstruksi jembatan meliputi jalan pendekat atau oprit (602,5 m), approach span (357,7 m), side span (180 m), bentang utama (200 m). Jembatan dengan tipe cable stayed ini memiliki lebar 20 meter dengan empat lajur serta median dan trotoar.
Saat ini progres fisik pembangunan Jembatan Teluk Kendari telah mencapai 99% dan ditargetkan selesai akhir Oktober 2020. Sisa pekerjaan yang tengah dilaksanakan adalah pengaspalan pada 2 sisi jalan pendekat berupa aspal Hotmix dan jalan samping/frontage sepanjang 460 meter, lebar 4,50 meter dengan target selesai 19 Oktober 2020. Selanjutnya dilakukan pengecatan marka dan pembersihan area jembatan sebagai bagian dari penyempurnaan fungsi jembatan. (Hms/Reimon)