Samosir, Demokratis
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Perumahan telah menyelesaikan program peningkatan kualitas rumah tak layak huni menjadi Sarana Hunian Pariwisata (Sarhunta) di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Danau Toba, Sumatera Utara. Sebanyak 607 hunian warga dioptimalkan sebagai sarana pendukung kegiatan pariwisata sekaligus penataan lingkungan berbasis pada pemberdayaan masyarakat.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan renovasi rumah warga untuk hunian pariwisata dilakukan dengan pola pemberdayaan, sehingga masyarakat setempat bukan hanya jadi penonton, tetapi juga mendapat manfaat ekonomi dari sektor pariwisata.
“Renovasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk usaha pondok wisata dan usaha lain yang mendukung sektor pariwisata. Diharapkan cara ini dapat mengangkat perekonomian masyarakat setempat,” kata Menteri Basuki.
Pembangunan Sarhunta kawasan Danau Toba dilaksanakan Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Sumatera II dengan anggaran Tahun 2020 sebesar Rp121,9 miliar. Rehabilitasi 607 hunian tidak layak warga terdiri dari 569 rumah diperuntukkan sebagai usaha pondok wisata (homestay), 1 unit sanggar seni, 4 unit toko, 30 untuk kios atau kafe, dan sisanya 3 rumah untuk usaha pariwisata lainnya seperti warung.
Kepala Seksi Wilayah I Balai Pelaksana Penyedian Perumahan Sumatera II Bramantyo mengatakan desain renovasi rumah warga menjadi sarana hunian pariwisata dimodifikasi lebih modern, tetapi tidak meninggalkan kearifan lokal masyarakat Suku Batak sebagai upaya menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara untuk menginap. Misalnya homestay di Desa Lumban Suhi-suhi yang berada di sekitar Kampung Ulos Huta Raja dan homestay di Desa Lumban Siallagan yang berada di sekitar Kampung Ulos Siallagan, Kabupaten Samosir yang tetap mempertahankan konsep Rumah Bolon.
“Sarana hunian pariwisata ini bisa menjadi alternatif penginapan bagi para wisatawan yang berkunjung di Danau Toba. Diharapkan dengan kondisi rumah penduduk yang ditingkatkan kualitasnya dapat meningkatkan kenyamanan para wisatawan yang menginap,” kata Bramantyo.
Selain 607 Sarhunta, Kementerian PUPR juga melakukan peningkatan kualitas rumah warga sebanyak 1.192 unit yang berada di sepanjang koridor pariwisata Danau Toba seperti Kabupaten Toba, Samosir, Tapanuli Utara, Simalungun, Humbang Hasundutan, dan Dairi. Peningkatkan kualitas rumah warga sekitar kawasan pariwisata menjadi layak huni sejalan dengan program pemerintah dalam mendorong pariwisata Danau Toba menjadi destinasi wisata berskala internasional yang lebih aman, nyaman dan berkualitas.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Samosir Tetty Naibaho mengatakan homestay yang dibangun Kementerian PUPR sangat membantu dalam peningkatan wisatawan di Danau Toba. Selain memiliki desain yang mengusung kearifan lokal, juga letaknya yang strategis di sekitar desa wisata, sehingga memudahkan wisatawan untuk mengakses langsung ke lokasi destinasi pariwisata Danau Toba dan sekitarnya.
Tahun ini kami menargetkan 850.000 wisatawan dan tahun depan (2024) menjadi 1 juta wisatawan mengunjungi Sumatra Utara. Harapan kami durasi wisatawan yang menginap bertambah, sekarang masih 1,5 hari, kami butuh dua sampai tiga hari supaya spending-nya semakin tinggi,” kata Tetty. (Reimon)