Kamis, Agustus 14, 2025

Kepala BGN Sebut Program MBG Dongkrak Kehadiran Siswa di Sekolah

Jakarta, Demokratis

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana menyebut bahwa Program Makan Bergizi Gratis (MBG) mulai memberikan dampak positif di lapangan. Salah satu indikator yang terlihat jelas adalah peningkatan tingkat kehadiran siswa di sekolah.

“Kalau pertama, ini kan investasi jangka panjang yang sudah kami lihat dan paling gampang adalah tingkat kehadiran. Kehadiran siswa ini meningkat tajam dengan adanya program ini. Yang tadinya rata-rata 70-75 persen, sekarang paling sedikit 95 persen,” ujarnya dalam NgobrolIndonesia yang disiarkan secara daring, Kamis (14/8/2025).

Selain kehadiran, laporan dari daerah juga menunjukkan siswa menjadi lebih bersemangat dan aktif mengikuti pelajaran sejak adanya program ini. Beberapa Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) bahkan telah melakukan evaluasi awal.

“Tapi ada satu SPPG yang sudah 1,5 melakukan evaluasi yaitu di Warung Kiara Sukabumi, Jawa Barat, sudah menunjukkan yang bagus. Jadi, misalnya ada peningkatan kandungan gizi seimbang dari kondisi tubuhnya melalui tes spiridinum,” ungkap Dadan.

“Kemudian ada tes antropometri juga peningkatan berat badan, berkurangnya badan yang terlalu kurus, ada peningkatan tinggi dan sebagainya sudah kami ukur,” sambungnya.

Namun untuk hasil keseluruhan dari Program MBG ini, lanjut Dadan, akan membutuhkan waktu. Rencananya, BGN akan melibatkan lembaga independen pada tahun depan, agar hasilnya lebih objektif.

Program ini menurut Dadan, merupakan investasi jangka panjang. Manfaatnya pun baru terlihat pada 5 tahun ke depan. Salah satunya diharapkan dapat meningkatkan rata-rata IQ masyarakat Indonesia.

“Misalnya ibu hamil dan anak balita itu untuk yang stunting ada tes spiridinum, ada tes antropemetri. Tapi jangka panjang kita sudah tahu ini IQ rata-rata, ada angka 78 naik 92. Kita harapkan dalam 5 tahun ke depan, mungkin IQ rata-rata kita akan naik,” harapnya.

Selain itu, kehadiran Program MBG bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja pada generasi masa mendatang. Maka dari itu, kata Dadan, gizi perlu diberikan sejak masa kehamilan hingga anak menyelesaikan sekolah.

“Kita ingin bantu ini mereka yang sekarang dalam kandungan, mereka yang masih balita, TK, SD, SMA, dan 20 tahun ke depan, mereka akan jadi tenaga kerja yang produktif. Kita berikan gizi dari sekarang, 20 tahun lagi mereka akan jadi tenaga kerja yang produktif dengan kualitas baik,” tandasnya. (Albert S)

Related Articles

Latest Articles