Karawang, Demokratis
Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Karawang, Jawa Barat, Nurus Solichin, selalu mengelak untuk ditemui awak media, guna mengkonfirmasikan terkait program pemerintah tentang Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) tahun 2024.
Kepala Pertanahan, Nurus Solichin ini, ketika dihubungi kerap melemparkan atau mengarahkan terhadap anak buahnya. Entah kenapa begitu sulitnya untuk menemui Kepala BPN yang satu ini tak diketahui dengan persis.
Yang paling ironisnya, jika awak media menemui Nurus Solichin dengan melalui daftar tamu, kerap mengatakan tunggu sebentar. Namun ucapan Nurus Solichin kepada awak media tak kunjung dipanggil, padahal telah ditunggu berjam-jam.
Kedatangan awak media ke Kantor Pertanahan Karawang untuk menemui Nurus Solichin tidak terlepas guna konfirmasi terkait PTSL tahun 2024, sudah sejauh mana progres pekerjaan PTSL tersebut. Tapi untuk mengetahui data PTSL inipun sangat sulit diketahui dari Kepala BPN, karena ia terkesan menghindar dari wartawan.
Oleh karena itu, ketertutupan seorang pejabat publik di lembaga intansi pemerintah seperti di Kantor Pertanahan diharapkan Menteri ATR/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) RI, Agus Harimukti Yudhoyono mengambil satu sikap tegas, kenapa pejabat di BPN Karawang tersebut terkesan menghindar terhadap wartawan.
Ketertutupan Kepala BPN Karawang, Nurus Solichin, bukan hanya terhadap Demokratis, namun rata-rata dialami oleh awak media lainnya. Hal serupa dialami oleh seorang wartawan online belum lama ini, ia tulis daftar tamu, kemudian satpam di BPN itu menyampaikan daftar tamu itu kepada Nurus Solichin, awak media itu untuk konfirmasi PTSL, Nurus Solichin melalui satpam, disuruh menunggu sebentar, namun selama hampir dua jam menunggu juga belum dipanggil, karena dinilai janji itu hanya tinggal janji akhirnya awak media itu hengkang meninggalkan Kantor Pertanahan Karawang dengan rasa kecewa atas tindakan atau sikap Nurus Solichin yang sering membohongi awak media. (JS)