Aceh Tenggara, Demokratis
Pasca turunnya pemberitaan di media Demokratis bahwa adanya tudingan, program pengecatan rumah warga Kute Ujung Barat ADD 2018 di mark up yang langsung diutarakan mantan Kepala Desa Kute Ujung Barat YN ke media beberapa waktu kemaren.
Hal yang masih bersifat negatif yang dilontarkan mantan Kades Desa Kute Ujung Barat YN, beralasan berdasarkan pada rapat desa, sebelum program pengecatan rumah warga, Kepala Desa Kute Ujung Barat RH sudah berjanji di forum rapat desa bahwa warga Desa Kute Ujung Barat akan mendapatkan upah jasa pengecatan rumah yang dijanjikan seratus ribu hingga dua ratus ribu oleh RH.
“Namun faktanya masyarakat yang dijanjikan upah itu hingga sekarang gigit jari,” ungkap mantan Kades Kute Ujung Barat YN kepada Demokratis, Senin (14/10/19) di Warkop Ibu Rahmat di Desa Mbatumbulan Asli, Agara, sekira pukul 08.36 malam.
Menurut YN, banyak yang akan bisa menjadi saksi, bahkan warga yang dijanjikan upah untuk pengecatan rumah warga Kute Ujung Barat yang bekerja sebagai jasa pengecatan sudah Sarjana S1. “Yang sarjana itu, rumah saya dia yang kerjakan,” kata YN. “Pengecatan sekitar enam hari, tapi sepeserpun tak dia terima,” ungkap mantan kepala desa YN itu blak-blakan.
Hadirnya mantan Kades Kute Ujung Barat YN di Warkop Ibu Rahmat Desa Mbatumbulan Asli dikarenakan sang mantan itu memang ingin juga meyebutkan bahwa Minggu sekira pukul 11.00 Wib malam Senin (13/10), mantan kepala desa yang sudah lima belas tahun memimpin Desa Kute Ujung Barat Aceh Tenggara Babusalam itu diperhatikan aura wajah yang pancarkan mendapatkan tekanan pasca datangnya rombongan RH Kepala Desa Kute Ujung Barat ke rumahnya dan sekarang Desa Kute Ujung Barat dipimpim oleh RH amatan Demokratis, RH terkesan sangat anti dengan keritikan. Seakan-akan hukum rimba bisa ia munculkan bila perlu.
Mantan Kades Kute Ujung Barat YN kepada Demokratis menyebut bahwa RH dan perangkat desa, BPD, dan Sekretaris mendatangi rumah YN dengan posisi tidur lelap. Hadirnya sang grombolan merasa hebat, memang sok hebat membuat YN sempat terkejut. Hadirnya RH dan perangkatnya itu ke rumah RH pada waktu yang tak lajim. “Sudah pukul 11.00 Wib,” sebut YN.
Kades Kute Ujung Barat RH berserta perangkatnya itu dengan berani memerintah YN mantan agar berita Kute Ujung Barat mark up anggaran pengecatan itu tidak boleh terbit lagi di media Demokratis. Hal itu langsung diungkapkan mantan Kades Kute Ujung Barat YN ke Tim Demokratis di Warkop Ibu Rahmad.
Yang lebih ironis lagi, Kades RH menyebut bahwa program pengecatan rumah warga Desa Kute Ujung Barat DD 2018 kemaren swadaya alias gotong royong. “Begitulah yang dia ungkapkan kemaren,” sebut YN kepada Demokratis.
Sebelum hadirnya mantan Kades Kute Ujung Barat YN di hadapan Demokratis, RH pasca turunnya pemberitaan Desa Kute Ujung Barat, kembali angkat bicara katanya upah tenaga kerja pengecatan rumah Rp 2 juta per unit TA 2018. Khusus upah, tudingan oleh mantan YN yang di Spj desa pada laporan yang disodorkan ke Camat Babusalam dan Inspektorat Aceh Tenggara Provinsi Aceh, RH sangat membantah keras.
Saat Demokratis mengkonfirmasi lagi lewat WA, seketika Kades Kute Ujung Barat, dengan hitungan detik langsung menelpon dan mengklarifikasi. ”Bukan di SPJ upah pengecatan rumah warga Rp 2 juta dinda, tapi keseluruhan biayanya konplit dengan dana Rp 2 juta per rumah yang kita cat kemaren. Tapi upah yang kita bayarkan ialah pada pengecatan atap seng, itupun tenaga kerja dari masyarakat luar desa, tapi dengan catatan, pengecatan atap seng sudah kesepakatan. Tetapi, rumah warga Kute Ujung Barat, bagian dinding. Rumah itu, namanya swadaya jelasnya gotong royong,” ungkap Kades Kute Ujung Barat lewat telepon.
Lanjut dia lagi, anggaran keseluruhan pada program pengecatan rumah TA DD 2018 Rp 130 juta. “Udalah lah dinda, tak usah dipublikasikan, malu kita nampak kali kita gak ada sekolah,” ujar RH Kades Kute Ujung Barat sembari menyebut yang memberikan informasi siapa rupanya. “Sehat nggak dia itu berhitung, kalau 2 juta ongkos khusus per 1 unit, sudah berapa banyak uang yang sudah saya gelapkan,” RH dengan nada kesal bertanya siapa pemberi informasi. “Siapa yang memberikan informasi itu dan langsung akan saya datangi si pemberi informasi dan langsung bakal dilaporkan,” terdengar RH yang begitu beringas.
Berselang waktu beberapa menit, Demokratis konfirmasi pada Sekretaris Inspektorat Aceh Tenggara, sebut saja inisial CK lewat WA. Sekretaris itu tak ada respon sama sekali, pengecatan rumah Kute Ujung Barat yang program tersebut berujung sensitif walau sang Sekretaris terlihat pada WA sudah membaca berita Demokratis ADD 2018 kemaren, yang kini menjadi persoalan di tengah masyarakat setempat.
Diminta kepada pihak penegak hukum untuk memantau grak-grik gerombolan Kades RH Kute Ujung Barat, Agara kesan kelakuan yang mereka pamerkan dan mereka tunjukan ke publik. SDM gerombolan itu merasa mengelola anggaran ADD tak tahu diri itu merasa ADD yang bersumber dari APBN itu milik nenek moyangnya, sehingga dengan tak tau malu pamerkan gaya beringas meniru gaya harimau untuk ditakuti, namun dengan tak sadar gerombolan tersebut hanya ditertawakan, tingkah yang tak ia sadari layaknya seperti kucing dalam karung. (Tim)