Aceh Tenggara, Demokratis
Negara Kesatuan Rebpublik Indonesia dengan semagat motto bersama NKRI harga mati. Bangsa Indonesia perpegang teguh berdasarkan Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa, Kebhinekaan menjadi pondasi landasan negara berdaulat berdasarkan UUD 45.
Masyarakat Indonesia, mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia, yang memeluk agama Islam. Dari masa penjajahan Belanda toleransi perbedaanlah yang menghantarkan Indonesia merdeka dari cengkraman penjajahan Belanda yang tak sesuai dengan prikemanusiaan.
Ribuan pejuang masyarakat Indonesia dan pahlawan sebelum merdeka gugur sebagai pahlawan bersama-sama baik yang berbeda suku dan agama merebut kemerdekaan dari tangan penjahah.
Sisingamangaraja sekitar tahun 1849-1907. Pemimpin Batak yang melakukan kampaye gerilyawan melawan pasukan kolonial Belanda. PongTiku 1846-1907. Bangsawan Toraja melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda. Melanchton Siregar. Pejuang Nasional dari Tapanuli (1912-1975) perang mempertahankan Kemerdekaan RI, terutama menghadapi agensi militer Belanda I dan II. Masih bayak lagi pahlawan RI. Bahkan jutaan yawa melayang tewas di medan perang demi cita-cita mulia.
Indonesia dijajah oleh Belanda dan Jepang ratusan tahun lamanya. Kemerdekaan direbut bersama-sama karena bersatu baik suku ras dan agama, dengan semangat Kebhinekaan untuk tujuan menjadi satu. Satu bangsa dan negara berdasarkan Pancasila.
Hingga sekarang, kita merasakan bagaimana saktinya Pancasila sudah berulang kali percobaan penghianatan namun gagal. Pada peristwa G 30/S-PKI, Pancasila telah teruji kesaktian, yang berpedoman pada Tuhan Yang Maha Esa, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika salah satu anugerah terindah dari Tuhan Yang Maha Esa untuk kita syukuri untuk Indonsia Raya.
Menjaga persatuan dan kesatuan, mayoritas dan minoritas toleransi saling menghargai pada kepercayaan terhadap ajaran agama masing-masing. Sudah menjadi pondasi kekuatan, persatuan bagi rakyat Indonesia.
Adiel Kepala Desa Lawe Bekung Tampahan, Kecamatan Badar, Aceh Tenggara, Provinsi Aceh kepada Demokratis bercerita blak-blakan. Dia menciptakan gagasan bentuk dari sebuah tolerasi untuk kepentingan dan kerukuan agama untuk masyarakat Aceh Tenggara.
Menurut penjelasan Kades Desa Lawe Bekung Tampahan, gagasan program yang bakal ia sodorkan berbentuk permohonan yang kata kades itu sempat tersendat-sendat untuk dipublikasikan ke pemerintah.
Kata Kades Tampahan, rencana disampaikannya gagasan menyangkut kerukunan antar agama di Agara. “Tahap pertama ini, wajib untuk dipublikasikan terhadap pemerintah, isi dari tujuan rencana, gagasan saya untuk membangun kesadaran dalam menjaga keharmonisan untuk beribadah menurut keyakinan masing-masing,” ujar Kades Lw Bekung Tampahan.
Lanjut Kades kembali bagaimana bentuk dan tindakan yang bakal kita rencanakan baik tergambarkan lewat publikasi dari media, yang didengar pemeritah nanti. “Gagasan saya ini, baik dari sisi negatif baik positif,” terang Kades Lw Bekung Tampahan Badar sembari memberi contoh untuk generasi, memperkuat persatuan antara mayoritas dan minoritas, untuk saling menghargai ajaran, larangan agama, masing-masing dan kepercayaan agama yang saudara kita muslim jalankan baik sisi dari cara ibadah bahkan ajaran, bahkan larangan yang bersifat dikomsusi begitu juga sebaliknya,” ujar Kades Lw Bekung Tampahan.
“Di Tanah Alas Kutacane yang kita cintai in , mayoritas terbesar saudara kita muslim. Baik sekarang sudah bertambah. Suku padang Aceh, Jawa dan lain-lain. Saudara kita dari suku Tapanuli juga tentu kita wajib saling menghargai agar tidak ada yang merasa dikucilkan,” tandas Adiel Kepala Desa Lawe Bekung Tampahan.
Kira-kira seperti itulah maksud dan tujuan Kades Lawe Bekung Tampahan Adiel cukup lama sudah memimpin sebagai Kepala Desa Lawe Bekung Tampahan hingga sekarang sudah lebih dua tahun. Kades Lawe Bekung Tampahan memimpin desa warga Desa Lw Bekung Tampahan, hampir 100% yang berkeyakinan dan memeluk agama Kristen, termasuk Kepala Desa Lawe Bekung Tampahan Adiel juga memeluk agama Kristen.
Kepala Desa Lw Bekung Tampahan juga diketahui masih tetap aktif di organisasi nasional DPC Ikatan Pemuda Karya (IPK) Wilayah Kecamatan Badar, Agara.
Amatan Demokratis, merangkum pada kesempatan pertemuan antara tim Demokratis dengan Kades Lw Bekung Tampahan di balai desa setempat, Kamis (17/10/2019), program Kades Lw Bekung Tampahan bertujuan dengan maksud dukungan semua pihak dalam pembangunan gedung serba guna pada lahan, desa masyarakat Lw Bekung Tampahan. Kata Adiel Kades Lawe Bekung Tampahan, maksud Kades Tampahan diberdirikan bangunan serbaguna pada lahan tanah milik Desa Lawe Bekung Tampahan, Kecamatan Badar, Agara itu.
Kades Adiel langsung memperlihatkan letak lokasi, kondisi lahan tanah, Desa Lawe Bekung Tampahan tersebut kepada Demokratis. Jelas terlihat fakta kondisi lahan desa itu kosong tak ada bangunan sama sekali, dengan ukuran ratusan meter per segi. Lahan desa yang cukup luas yang diperlihatkan Kades Lw Bekung Tampahan.
Yang bakal mengajukan permohonan pembangunan gedung serbaguna yang Kades maksud itu, jika bangunan terwujud tujuan kades Adiel jika masyarakat Desa Lawe Bekung Tampahan berpest baik sekitar wilayah Desa Tampahan mereka manfaatkan bangunan serba guna yang kita rencanakan, bangunan gedung serbaguna dari saudara kita Tapanuli, baik dari Peranginan Lawe Sigala-Gala juga bisa manfaatkan bangunan gedung serbaguna Desa Lawe Bekung Tampahan, jika mereka berpesta kata Adiel Kepala Desa Lawe Bekung Tampahan Aceh Tenggara Provinsi Aceh.
Pada keterangan akhir kades tampahan tersebut tunjuan gedung serbaguna dibangun pada lahan Desa Lawe Bekung Tampahan, guna menghargai saudara kita muslim di Aceh Tenggara.
Kita semua mengetahui hal-hal yang dilarang dalam ajaran agama Islam untuk dikomsumsi seperti B2 memang saya merasa dilihat juga oleh saudara kita muslim akan pemotongan dan penyembelihan, B2 tentu, saya pribadi. Dan kami saudaramu, Tapanuli penduduk khusus se Aceh Tenggara merasa sangat tak enak dilihat kesannya seakan tak menghargai, tapi saya menyakini jikapun ada dan sering terlihat, hal penyembelihan B2 itu pada pinggir jalan, saya sangat yakin memang lahan untuk menutupi agar tak terlihat oleh masyarakat yang mayoritas saudara kita agama Islam.
Lahan penyembelihan tak ada dan memang tempat khusus untuk melangsungkan pesta tak juga ada, tempat terkhusus kita dari Tapanuli, jika berpesta baik ria dan duka’ memotong B2 adalah wajib, tentu harapan kita bagi saudara kami muslim se Agara.
Jangan memvonis ataupun berasumsi yang negatif dulu seakan terlihat mudahnya penyebelihan hewan tersebut seakan kesan dan tambah lagi digoreng oknum. kami tak menghargai Qanun Aceh yang bersyariat Islam pada hakekat nya. ‘Baik yang saya ketahui selaku Kepala Desa Kute Lawe Bukung Tampahan Adiel meminta kepada eksekutif dan legislatif untuk lebih bisa mempertimbangkan kepentingan kita bersama ini. Mohon dukungan rencana saya untuk pembangunan gedung serba guna di lahan milik desa tampahan yang cukup luas ini. Saya sangat yakin seyakin nyakinnya tanpa ada program gagasan seperti yang saya dan kami wancanakan ini bakal berdampak menghasilkan daripada tujuan sisi positif, membuahkan hasil keharmonisan atar kerukunan umat beragama di aceh tenggara, lebih terjaga dan jelas akan terkesan saling menghargai,” Adel Kades Tampahan menutup kata. (Tim)