Tapteng, Demokratis
Sungguh sangat mengherankan sifat jati diri Yazri Pasaribu Kepala Desa Sorkam Kiri, Kecamatan Sorkam, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Provinsi Sumatera Utara (Sumut), yang alergi ketika ingin ditemui wartawan di ruang Kantor Desa Sorkam Kiri.
Pasalnya, terkesan menghindar ketika tim wartawan kontrol sosial hendak mengkonfirmasi ataupun silaturahmi terkait perkembangan kegiatan dana Desa Sorkam Kiri mulai tahun 2022 sampai tahun 2025.
Dimana pada tahun 2022 ditemukan data untuk ketahanan pangan sebesar Rp119.660.000 (seratus sembilan belas juta enam ratus enam puluh ribu rupiah) dan pembuatan jaringan instalasi dan informasi lokal desa Rp103.251.500 (seratus tiga juta dua ratus lima puluh satu ribu lima ratus rupiah), serta perkerasan jalan usaha tani Rp69.052.800 (enam puluh sembilan juta lima puluh dua ribu delapan ratus rupiah).
Tahun 2023 juga terdapat peningkatan jalan usaha tani Rp164.505.300 (seratus enam puluh empat juta lima ratus lima ribu tiga ratus rupiah) dan Rp4.296.700 (empat juta dua ratus sembilan puluh enam ribu tujuh ratus rupiah) di dalam item yang sama.
Kemudian di tahun 2024 dianggarkan untuk kegiatan penguatan ketahanan pangan tingkat desa sebesar Rp134.025.000 (seratus tiga puluh empat juta dua puluh lima ribu rupiah), serta peningkatan jalan usaha tani sebesar Rp69.052.800 (enam puluh sembilan juta lima puluh dua ribu delapan ratus rupiah). masih banyak lagi yang mau dikonfirmasi, termasuk penyelenggaraan posyandu (makanan tambahan kelas ibu hamil sebesar Rp44.587.000 (empat puluh empat juta lima ratus delapan puluh tujuh ribu rupiah).
“Entah kenapa Yazri Pasaribu pucuk pimpinan di Desa Sorkam kiri itu lari terbirit-birit dari pintu belakang saat hendak dikonfirmasi wartawan di kantornya, Jumat (22/8/2025). Jangan-jangan kepala desa dimaksud terkesan sarat dengan dugaan korupsi,” tegas Nuruddin Hutapea.
Saat ditanya wartawan kepada para aparatur desa di kantor desa itu, kenapa kepala desa lari?
Namun, tidak ada satu orang yang menjawab.
Tindakan kepala desa menghindari wartawan saat ingin diminta konfirmasi mengenai dugaan pengerjaan jalan yang asal-asalan dikerjakan di Dusun III Desa Sorkam Kiri yang didanai dari Dana Desa (DD) Tahun Anggaran 2025, kepala desa lari menunjukkan upaya menghindari tanggung jawab atas pengerjaan jalan di desa itu atau melanggar etika pelayanan publik.
Hasil penelusuran awak media di lapangan bahwa pengerjaan jalan itu yang dianggap sudah selesai dikerjakan mereka terkesan tidak sesuai dengan yang tertulis di papan informasi.
Di papan informasi tertulis pembangunan rabat beton.
Sekedar untuk diketahui fakta di lapangan bahwa pelaksanaan proyek itu dilakukan secara asal-asalan diduga untuk mencari keuntungan pribadi bahwa jalan tidak dirabat beton hanya dipundasi ditimbun dengan tanah.
Diduga penggunaan material adukan semen dengan pasir pada pundasi tidak sesuai dengan standar.
Terlihat pundasi sudah rusak dan hancur retak.
Proses pelaksanaan proyek yang tergesa-gesa dikerjakan agar uang cepat cair dan tidak mengikuti prosedur teknis yang tepat.
Kurangnya pengawasan dari pihak berwenang, sehingga pelaksanaan proyek tersebut tidak berjalan sesuai rencana.
Camat Sorkam Julkhaidir Pardede ketika dikonfirmasi terkait Kepala Desa Sorkam Kiri lari dengan cara menghindari wartawan, ia mengatakan sudah beberapa kali diingatkan kepada para kepala desa baik saat apel hari Senin maupun di kantornya jangan menghindar kalau saat wartawan datang.
“Kami selalu kontrol sosial meminta kapada pak camat, cek ke lokasi pekerjaan agar anggaran dana desa di Desa Sorkam Kiri sesuai peruntukannya,” ujar Nuruddin Hutapea tim wartawan. (MH)