Kota Tasikmalaya, Demokratis
Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah XII Dr. Abur Mustikawanto M,Ed beri apresiasi atas terselenggaranya kegiatan pameran Epic (Expo Industri Creative) di SMKN 3 Kota Tasikmalaya. Pihaknya hanya bertugas meng-endorse semua sekolah seperti di sekolah ini yang karyanya sudah dilempar ke luar seperti pembuatan pin dan bisa diproduksi secara massal dengan menggunakan mesin cetak, print lalu dicor. Proses ini akan membuat siswa belajar praktek. Bukan berarti saingan dengan jualan yang sudah jadi. Pihaknya punya hak agar siswa belajar mencetak ini dan akan dipamerkan secara ke setiap sekolah yang nantinya bisa pesan di sekolah tersebut. Hal itu dikatakan Abur kepada awak media usai pameran Selasa (25/5/2022).
Sebagai pembimbing/pembina SMK se-Jawa Barat menurutnya, pameran semacam ini harus dilakukan. Kenapa? Karena titik ini dunia usaha dan industri diundang hadir.
“SMK tidak ada dunia usaha dan industri (Dudi) tidak akan koneksi dan akhirnya siswa belajarnya ‘tentang’ saja. Itu artinya sama saja dengan sastra,” ucap Abur.
Untuk titik ini, lanjut dia, siswa disamping memiliki kompetensi dengan pameran seperti ini, konektifitas dengan dunia usaha dan industri tinggi. Akhirnya mereka punya kompetensi yang jelas dan pasti dijamin 99 persen akan diserap di sektor industri. Jadi, tidak ada istilah kata penyumbang pengangguran di SMK.
“Saya sarankan juga kepada siswa-siswa di SMK 3 ini. Kalau bisa punya kompetensi lainnya, seperti ditambah ketrampilan berbahasa asing,” terangnya.
Dari penjelasan tadi intinya tambah Abur, ‘Think globally, act locally’, memiliki pemikiran serta sikap yang terbuka terhadap perkembangan jaman, namun tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan lokal. “Prinsipnya, globally connected, locally integrated. NKRI harga mati,” pungkasnya. (Eddinsyah)