Sabtu, November 23, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Kepala KCD Pendidikan Wilayah XII: Dua SMK Negeri di Tasikmalaya Berstatus BLUD, Sekolah yang Menjadi Industri

Kota Tasikmalaya, Demokratis

Dua Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) yakni SMKN 1 Kota Tasikmalaya dan SMKN Rajapolah di Kabupaten Tasikmalaya kini sudah berstatus Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Tujuan BLUD itu sendiri untuk meningkatkan kualitas pelayanan, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pembentukan BLUD dipandang signifikan bagi SMK yang sudah mampu mengembangkan Teaching Factory.

Menurut Dr. Abur Mustikawanto M,Ed Kepala KCD Pendidikan Wilayah XII, SMA itu beda dengan SMK.

“Jika SMA itu 99 persen melanjutkan ke perguruan tinggi, namun di lapangan sebagian siswa-siswa itu bekerja atau berwirausaha bilamana tidak mampu melanjutkan,” ucapnya kepada Demokratis ketika diwawancarai di ruang kerjanya terkait dua SMK yang kini berstatus inreyen BLUD, Rabu (22/6/2022).

Adanya BLUD, sebut Abur, bahwa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) itu adalah industri dan diharapkan supaya qualified dan kompetensinya jelas juga bagus. Dan nantinya sekolah-sekolah yang ada disekitarnya baik negeri maupun swasta akan belajar dan itu akan ditularkan ke sekolah sekitar lainnya yang namanya ‘Sekolah Imbas’.

“BLUD itu semuanya harus seperti industri di mana siswa-siswa itu betul-betul praktek sesuai yang dibutuhkan oleh industri. Jika ingin qualified dan hasil keluaran siswa bisa diserap oleh industri, semua sekolah harus seperti itu,” terangnya.

Dibentuknya SMK berstatus BLUD, lanjut Abur, tanggung jawabnya jelas, keuangannya juga jelas dan tidak melulu kepala sekolah mengajar di samping paham betul accounting industry serta harus mempunyai tim untuk mengorganisasikan industri di sekolah tadi.

“Itu yang disebut BLUD bagi siswanya yang kualitasnya baik, karena apa yang dilakukan itu sudah dijual dan orang memerlukan hasilnya,” jelasnya.

Masih kata Abur, untuk sekolah swasta sendiri secara tidak langsung semuanya sudah ‘Bluth’. Jika sekolah swasta tidak ‘Bluth’ sudah pasti akan ditinggalkan siswanya.

“Contohnya SMK Suryalaya sudah Bluth dan bekerja sama dengan Daihatsu Motor. Siswanya pintar dan sudah direkrut ke sana serta mesin-mesin yang dipakai sekolah itu mesin terbaru,” sebutnya.

Dari penjelasan tadi jargon yang digunakan, tambah dia, ‘Think Globally’ (Berpikir global) ‘Act Locally’ (Bertindak lokal), ‘Globally Connected’ (Koneksi global) ‘Locally Integrated’ (Integrasi lokal). “NKRI Harga Mati,” pungkasnya. (Eddinsyah)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles