Jakarta, Demokratis
Pusat Pelelangan Ikan Pelabuhan Muara Angke, 80% kapal tangkapnya kapal cumi dan 20% kapal prusen atau kapal 5 GT seperti kapal tempel.
“Dan ikan-ikan yang ada di pelelangan di Muara Angke hasil tangkapan kapal cumi yang mencari ikan di dua area, area 711 dan area 712,” jelas Kepala Unit Pengelolaan Pelabuhan Perikanan (UPPP) Muara Angke Mahad, Selasa (19/1/2021).
Mahad saat ditemui Demokratis di ruang kerjanya kembali jelaskan, untuk 711 area pencariannya di wilayah Kalimantan dan Natuna, sedang area 712 di wilayah timur Jawa, bahkan sampai Papua.
“Jadi untuk masyarakat jangan merasa khawatir untuk mengkonsumsi ikan pasca jatuhnya pesawat Sriwijaya air SJ 182 di Kepulauan Seribu yang lalu,” ungkapnya.
Menurut Mahad, pasca peristiwa jatuhnya pesawat Sriwijaya, untuk penjualan ikan tidak pengaruh, bahkan kemarinnya lebih tinggi, untuk bahan ikan asin sepeti ikan tembang dan lemuru per kilo Rp 6 ribu kini Rp 8 ribu, artinya dampak kejadian itu masyarakat tidak pengaruh untuk konsumsi.
“Ya memang ada sebagian masyarakat yang enggan konsumsi, karena sycologisnya, intinya sisi keamanan yang utama yaitu tangkapan wilayah ikan yang jauh dari limbah, bukan karena peristiwa jatuhnya pesawat waktu lalu,” tambahnya.
“Jadi untuk masyarakat khususnya masyarkat Jakarta untuk mengkonsumsi ikan jangan khawatir, terutama membeli ikan di wilayah Muara Angke, ikan yang ada di Muara Angke sangat baik, karena tangkapannya berada di lautan jauh dari Jakarta,” tutupnya. (Albert/Red/Dem)