Sabtu, November 23, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Keplingnya Tidak Tahu Kemana: Warga Aek Salak Didampingi Anggota PPM Gotong Royong Perbaiki Jalan Desa

Tapsel, Demokratis

Kondisi jalan dari Lingkungan Simaronop persis di pendakian awal jalan desa menuju Lingkungan Aek Salak, Kelurahan Pardomuan, Kecamatan Angkola Selatan, Kabupaten Tapanuli Selatan, sudah sangat parah tingkat kerusakannya, sehingga warga masyarakat lingkungan Aek Salak sangat kesulitan melewatinya, apalagi dengan kenderaan roda dua. Sementara hasil bumi di Lingkungan Aek Salak sangat banyak termasuk pisang, karet, tandan buah kelapa sawit, coklat dan hasil bumi lainnya.

Masyarakat Aek Salak menunggu kehadiran Kepala Lingkungan Aek Salak Mhd Efendi Lumban Tobing tapi tidak muncul-muncul dan datang ke Aek Salak. Maklum lah Kepala Lingkungan Aek Salak tidak berpenduduk asli Linkungan Aek Salak, namun berpenduduk Desa Tobotan, Kecamatan Angkola Barat yang jauhnya dari Aek Salak hingga 45 Km. Sehingga pelayanan publik di tengah masyarakat sangat sulit terealisasi.

Beginilah salah satu contoh kepemimpinan Bupati Sahrul Martua Pasaribu selaku Bupati Tapanuli Selatan, walaupun bukan warga setempat dan tidak berdomisili di wilayah Lingkungan Aek Salak, bisa diangkat menjadi Kepala Lingkungan, akibatnya urusan pemerintahan maupun urusan pembangunan desa atau lingkungan menjadi terhambat dan morat-marit. Apakah masyarakat memilih Bupati marga Pasaribu kembali? Hanya masyarakat yang akan menentukannya.

Astongam Harahap selaku Ketua Pimpinan Kecamatan Pemuda Panca Marga (PPM) Kecamatan Angkola Selatan merasa heran kenapa kepala lingkungan yang bukan masyarakat asli Aek Salak dan tidak berpenduduk Aek Salak bisa menjadi Kepala Lingkungan Aek Salak, Kelurahan Pardomuan?

“Siapakah yang mengangkat Kepling tersebut? Apakah ada unsur kepentingan di balik pengangkatan Kepling Aek Salak tersebut? Belum lagi masalah pembangkit listrik tenaga mikrohidro yang menggunakan tenaga air sebagai tenaga penggeraknya di Aek Salah hanya sekitar enam bulan berfungsi, sementara dalam per kepala keluarga dikutip sekitar Rp 50.000 sebanyak sekitar ratusan KK. Ada apa sebenarnya dengan Mhd Efendi Lb Tobing ini?” heran Harahap.

Sementara Mhd Efendi Lb Tobing saat dikonfirmasi melalui SMS soal permasalahan PLTMH tidak berfungsi di Aek Salak via phonselnya, tidak menjawab. (UNH)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles