Tapteng, Demokratis
Kerap mengalami kehilangan tandan buah segar (TBS) dari lokasi perkebunan, peristiwa pencurian buah kelapa sawit yang terjadi Kamis (18/2/2021), di kebun milik PT SGSR Manduamas, Kecamatan Manduamas Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), dilaporkan ke Polsek Manduamas.
Kepala Satuan Pengaman (Satpam) PT SGSR Manduamas, Manimbul Nainggolan, membenarkan laporan pengaduan pencurian yang dialami oleh pihaknya. Ketika dikonfirmasi, Jumat, (19/2), ia menyebutkan jika PT SGSR selama ini kerap mengalami kehilangan tandan buah segar.
“Pihak perusahaan kerap mengalami kehilangan tandan buah segar (TBS) dari lokasi perusahaan, namun karena oknum pencurinya tidak dapat ditangkap, maka hanya sekedar laporan saja kita sampaikan ke kantor direksi di Medan,” tuturnya.
Tetapi lanjutnya, pada hari Kamis sore (18/2/2021), kembali ditemukan ada tumpukan tandan buah segar di lokasi perbatasan antara sawit masyarakat dengan sawit perusahaan. Karena bentuk buah perusahaan tidak sama dengan buah masyarakat timbul kecurigaan. Pihaknya mempertanyakan kepada warga yang saat itu sedang memanen.
“Petani yang kita tanya mengakui jika buah itu hasil panen dari kebun sawitnya. Namun selang beberapa waktu, petugas pemanen PT SGSR mengaku bahwa buah sawit yang dia panen di Afdeling 10 Blok F4, sudah tidak ada lagi. Padahal baru saja dipanen. Namun nahas, saat terduga pencuri hendak dibawa ke pos Satpam terdekat, oknum tersebut melarikan diri,” imbuhnya
Setelah dikalkulasi, sambung Manimbul, TBS yang hilang mencapai 49 janjangan, yang diperkirakan seberat 1.040 kg, pihak perusahaan melaporkan peristiwa dugaan pencurian tersebut ke  Polsek Manduamas, untuk proses hukum lebih lanjut.
Senada, Manager Umum PT SGSR Manduamas, BT Sihotang menyebutkan, kejadian buah sawit yang hilang tidak hanya sekali saja, namun sudah berulang kali. Padahal, kepada masyarakat telah disampaikan bahwa perusahaan bersedia bersinergi dengan membeli buah sawit milik mereka. Bahkan perusahaan bersedia menjemput buah sampai ke lokasi panen masyarakat di sekeliling perusahaan.
“Karena bukti dan saksinya lengkap, peristiwa hilangnya TBS milik perusahaan sudah dilaporkan ke pihak kepolisian,” tegasnya.
Terkait kebun PT SGSR yang kerap dijadikan masyarakat sebagai lokasi penggembalaan sapi dan kerbau, Sihotang mengatakan jika seluruh pringgan atau pinggiran sungai dan laut yang sudah ditanami sawit, telah dipagar. Pemagaran di sekeliling kebun saat ini sudah berkisar 10 km
“Pembangunan pagar akan dilanjutkan guna mengantisipasi kerbau dan lembu untuk tidak masuk lagi ke areal perusahaan,” tutupnya. (MH)