Ada ungkapan Melayu yang menggambarkan kehebatan, keunggulan. Menjadi pride, kepercayaan pada diri putra Melayu; Hingga menimbulkan semangat tak mau kalah dengan yang lain.
Hal ini diungkapkan pula dalam istilah Takkan Melayu hilang di bumi. Petuah Hang Tuah.
Bahkan simbol buah-buahannya seperti pisangnya emas, belimbing besi, sayurnya paku. Dijadikan simbolik kehebatan keunggulan dan kemapuan putra asal Melayu.
Seperti kebanggaan bangsa Jerman terhadap dirinya. Ia meyakini putra-putri Jerman memiliki derajat yang tinggi. Orang Jerman merasa suku bangsa adalah super daripada suku lainnya di Eropa.
Hal itu pernah dipakai Hitler dalam Perang Dunia II menjadi semangat tentara Jerman. Hingga pasukan Jerman lebih hebat ketimbang serdadu Eropa.
Hasilnya sampai akhirnya Jerman dapat mengalahkan Rusia. Pasukan Rusia yang besar dan modern era Perang Dunia II. Tak sampai menang, karena datangnya iklim yaitu hujan es menghalangi kedaraan.
Dalam ilmu psikologi ini namanya superego. Merasa lebih dari yang lain; Identik dengan superiority. Kalau berlebihan-lebihan menjadikan mereka yang lain.
Kembali terhadap bangsa Melayu itulah yang terjadi. Yang disebut dengan fenomena super Melaju dalam partai yang didoiminasi Melayu. Harus orang Melayu. Harus partainya Melayu.
Selanjutnya apa yang terjadi? Membesarkan partai tanpa diiringi nilai. Partai orang Melayu yaitu UMNO mencerminkan yang demikian. Berantakan orang Melayu. Berkonflik sesama.
Itulah kata Ali bin Abi Thalib ego tidak disirami dengan cinta. Menjadi hilang rasa nilai kemanusiaan. Rasa tak ada yang lebih hebat. Padahal kehebatan, keunggulan ada batasnya.
Hebatnya ada limit, dimana kekotoran superego harus disirami. Kekotorannya harus dibersihkan. Mengendalikan superego adalah keharusan. Yang sejatinya keunggulan Melayu adalah mengendalikan superego itu sendiri.
Jakarta, 25 Agustus 2023
*) Penulis adalah Doktor Dosen Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta