Selasa, Juli 1, 2025

Khamenei Sebut Trump Besar-besarkan Dampak Serangan AS ke Iran

Iran, Demokratis

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memang tak pernah sungkan melontarkan kritik pedas. Kali ini, sasarannya adalah Presiden AS Donald Trump. Khamenei terang-terangan menuduh Trump cuma membesar-besarkan keberhasilan serangan militer AS ke fasilitas nuklir Iran yang baru-baru ini terjadi.

“Presiden Amerika melebih-lebihkan peristiwa ini dengan cara yang tidak biasa, dan ternyata dia memang perlu membesar-besarkan hal itu,” cuit Khamenei di platform media sosial X, Minggu (29/6/2025).

Menurut Khamenei, di balik gembar-gembor Trump itu ada motif tersembunyi. “Siapa pun yang mendengar kata-kata itu akan mengerti bahwa di balik pernyataan tersebut ada kebenaran lain. Mereka tidak bisa berbuat apa-apa dan membesar-besarkan (peristiwa itu) untuk menutupi kenyataan,” sindirnya.

Sebelumnya, Trump memang sempat mengklaim dalam wawancara dengan Fox News bahwa serangan AS telah menghancurkan kemampuan nuklir Iran. “Itu 12 hari yang sangat intens –sangat, sangat intens,” katanya dengan nada penuh percaya diri.

Perlu diingat, konflik di Timur Tengah ini pecah pada 13 Juni 2025. Saat itu, Israel melancarkan serangan udara ke sejumlah fasilitas militer, nuklir, dan bahkan sipil di Iran. Akibatnya, setidaknya 606 orang tewas dan 5.332 lainnya luka-luka, demikian data dari Kementerian Kesehatan Iran.

Tak berhenti di situ, AS kemudian ikut campur, menyerang fasilitas nuklir Iran di Fordow, Natanz, dan Isfahan. Tentu saja, ini memicu eskalasi konflik yang lebih gila lagi.

Iran tak tinggal diam. Mereka membalas serangan Israel dengan meluncurkan rudal dan drone. Serangan balasan ini menewaskan sedikitnya 29 orang dan melukai lebih dari 3.400 lainnya, menurut data dari Israel.

Akhirnya, drama konflik berdarah ini sempat terhenti berkat kesepakatan gencatan senjata yang diprakarsai oleh AS, yang mulai berlaku pada 24 Juni 2025.

Namun, jelas terlihat, bara dalam sekam masih menyala. Klaim Trump yang dibantah keras oleh Khamenei ini menunjukkan bahwa tensi politik antara kedua negara adidaya itu masih jauh dari kata damai. Kita tunggu saja, drama apalagi yang akan tersaji di panggung geopolitik dunia. (IB)

Related Articles

Latest Articles