Sukabumi, Demokratis
Sebanyak 300 lebih massa Keluarga Mahasiswa Universitas Muhamadiyah Sukabumi (KM UMMI) melakukan aksi unjuk rasa di depan gedung DPRD Kota Sukabumi di Jalan Ir. H. Juanda Kecamatan Cikole, Senin (11/4/2022).
Wildan Kadarisman koordinator aksi lapangan dalam orasinya mengatakan, mereka sebagai generasi penerus bangsa dan juga sebagai mahasiswa menolak keras berbagai isu populis nasional yang dikorelasikan dengan isu regional.
“Kita membuat pernyataan sikap agar DPRD bisa menyampaikan aspirasinya kepada Pemerintah Pusat dalam hal ini DPR-RI dan Presiden,” tegasnya.
Menurutnya, saat ini banyak kebijakan Pemerintah Pusat yang tidak memihak kepada kepentingan rakyat sehingga sangat memberatkan kehidupan masyarakat Kota Sukabumi di tengah situasi pandemi Covid-19.
“Ada beberapa kebijakan yang tumpang tindih, dan tidak pro terhadap masyarakat, maka ada empat tuntutan yang kami sampaikan,” katanya.
Adapun empat tuntutan KM UMMI, yakni:
1). Berantas mafia minyak goreng dan turunkan harga secepatnya;
2). Turunkan harga BBM Pertamax dan lainnya yang terdampak;
3). Selesaikan konflik agraria di Indonesia; dan
4). Turunkan PPN serta lakukan fungsi controling DPR.
Sementara Ketua DPRD Kota Sukabumi, Kamaludin, yang datang menemui massa aksi dari atas mobil komando dengan lantang dan tegas menyatakan bahwa DPRD sebagai wakil rakyat akan menampung dan menyampaikan aspirasi yang disampaikan hari ini.
“Aspirasi masyarakat Kota Sukabumi baik tuntutan yang disampaikan oleh mahasiswa akan secepatnya disampaikan kepada DPR-RI. Semoga dapat terbukti dan terwujud,” tandasnya.
Kamaludin juga mengungkapkan bahwa negara tidak akan aman kalau rakyatnya tidak sejahtera dan sebaliknya negara tidak akan sejahtera kalau tidak aman.
Kempat tuntutan mahasiswa juga disetujui oleh DPRD Kota Sukabumi dan dituangkan dalam bentuk surat pernyataan sikap yang ditanda tangani oleh Ketua dan Wakil Ketua DPRD Kota Sukabumi.
Pantauan Demokratis di lapangan, aksi dan orasi demo mahasiswa di depan gerbang DPRD Kota Sukabumi sempat memanas dan terjadi aksi saling dorong dengan aparat yang berjaga namun akhirnya situasi kembali kondusif dan damai sampai selesai. (Iwan)