Indramayu, Demokratis
Adanya komitmen antara Persatuan Wartawan indonesia (PWI) Indramayu dengan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Sindang atau Sasi, yang diungkap oleh Dedi Musasi selaku Ketua PWI ke publik, melalui group Whatsapp Silaturahmi Pers Bebas berbuah beragam komentar.
Cuitan tersebut ditanggapi pro kontra dari berbagai sudut fikir rekan-rekan media. Tanggapan dari yang bernama Agus, mencuit, “Waduh baru tahu bang berita ini, kok bisa ya sekolah dengan PWI ada komitmen yang dibangun. Mungkin komitmen dalam hal pemberitaan kali ya. Tapi mengenai jabatan seseorang diutarakan di situ sepertinya berdasarkan permintaan dari PWI dan sepertinya tidak perlu dipublikasikan.”
“Kepentingan organisasi media dan sekolah harus dipisahkan. Kalau yang saya tangkap di situ seolah-olah SMAN 1, merasa terlindungi dan merasa nyaman. Misalnya, melakukan program pungutan pun jadi semakin luas yang ditakutkan. Maaf hanya sebuah masukan saja kurang lebih salah kata hampura sebelumnya,” ujarnya.
Ditambahkan, “Maaf sebelumnya ini hanya masukan saja sepertinya harus ada duduk bersama untuk insan pers nih. Kalau menurut saya khususnya di Indramayu, bagi Insan Pers di Indramayu semuanya sama di mata saya secara pribadi, dan sedikit masukan saja sebaiknya hindari kata-kata dari 3 huruf tadi Sumber Daya Manusia “SDM” di atas langit ada langit. Pada intinya kebersamaan silahturahmi itu yang terpenting, bicara kinerja Insan Pers pastinya kepentinganya masing-masing. Tetap semangat saja gaes, hehe,” jelas Agus.
Menurut uraian Ketua PWI Indramayu dalam cuitannya tertulis bahwa soalnya bukan internal lagi, namun sudah konsumsi publik. “Kok internal, berani mempublikasikan, karena ini sudah masuk ke ranah publik bos. Di situ peran media sebagai pengawasan. Perlu diketahui, saya dengan pak Tiyo (Kepala Sekolah SMAN Sasi) sudah kenal lama. Apalagi dengan Bu Yati. Karena istri saya juga bekerja di situ. Sama-sama sebagai Wakil Kepala Sekolah (Wakasek). Yang jadinya mengemuka adalah perihal pengangkatan Wakasek oleh kepala sekolah,” beber Dedi.
“Sebagai alumni di sekolah tersebut, saya sangat berharap banyak adanya perbaikan dalam setiap tahun ajaran. Salah satunya memberikan masukan kepada pihak sekolah dalam hal menempatkan orang-orang yang akan membantu kepala sekolah. Termasuk memberikan advice kepada kepala sekolah. Status cacat karir itu diberikan oleh Inspektorat dengan hukuman diturunkan pangkatnya hingga dua jenjang kepangkatan, karena kasus pelakor,” ujar Dedi lagi.
“Advise inilah yang diberikan kepada kepala sekolah, dengan alasan di SMAN 1 Sindang masih banyak guru-guru yang berpotensi untuk menduduki posisi tersebut. Demikian temen-temen agar paham alur dari informasi komitmen tersebut. Komitmen untuk membangun SMAN Sasi yang paripurna. Terima kasih,” tandas Dedi.
Di tambahkan bahwa, “Bagi saya, meski istri bekerja di SMAN 1 Sindang yang juga sebagai Wakasek, bukan malah menjadi penghalang untuk kerja jurnalistik. Nggak hanya kali ini saja. Kita sama-sama menghormati profesi masing-masing. Dan ada banyak persoalan di SMAN Sasi, yang bisa temen-temen konfirmasi terkait pengangkatan honorer yang jauh-jauh hari sudah tidak diperbolehkan oleh pemerintah. Namun nyatanya masih dilakukan di Sasi untuk posisi di tata usaha. Silahkan temen konfirmasi.”
Lain pula cuitan dari rekan bernama Majdub. “Isi dari berita terkait komitmen antara profesi wartawan dalam organisasi, dengan profesi guru dalam jabatan structural,” ujarnya singkat yang mungkin merasa heran.
Sisi lain menurut cuitan dari rekan bernama Mozambik Z menulis, “Bahwa sudah terlihat, apakah PWI, maaf mengatasnamakan Mr. D kemungkinan Komite dan terkait Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Indramayu menemukan adanya pengingkaran komitmen yang dibuat bersama antara PWI dengan pihak SMAN 1 Sindang, soal pengangkatan kembali Saudari Yati Mulyati sebagai Wakasek bidang kurikulum pada tahun ajaran 2022-2023 ini,” ujarnya.
“Komitmen antara PWI Indramayu dan SMAN 1 Sindang tersebut nyata dilanggar oleh Kepala Sekolah SMAN 1 Sindang Setyo Adisapto. Dalam komitmen yang dibuat bersama di Barrak Resto, yang menyebutkan PWI akan bersinergi dengan SMAN 1 Sindang selama satu tahun ajaran dengan menginformasikan hal-hal positif,” katanya.
“Sementara, permintaan PWI Indramayu kepada SMAN 1 Sindang, yaitu tidak mengangkat lagi Saudari Yati Mulyati sebagai Wakasek. Pertimbangan PWI, SMAN 1 Sindang memiliki banyak Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat mumpuni ketimbang harus memaksakan diri memasang pegawai yang memiliki cacat karir. Ketua PWI Indramayu Dedy S Musashi mengatakan indikasi pengingkaran komitmen dari pihak SMAN 1 Sindang ini muncul setelah diumumkan sejumlah daftar nama guru yang diangkat sebagai pembantu kepala sekolah untuk menjabat sebagai wakil kepala sekolah pada tahun ajaran 2022-2023,” jelasnya.
“Kepala sekolah SMAN 1 Sindang sudah mengingkari komitmen dengan PWI Indramayu yang sebelumnya dibuat bersama dan bertempat di Barrak Resto sepakat untuk tidak akan mengangkat Wakasek yang secara administrasi pernah cacat dalam karirnya,” jelas Dedy Musashi.
“Dalam komitmen tersebut, kepala sekolah SMAN 1 Sindang Setyo Adisapto juga sepakat akan memberikan yang terbaik untuk kemajuan bersama sama. “Clear ya mas. Komitmen ini mari kita jaga,” jelas Kepsek SMAN 1 Sindang Setyo Adisapto,” imbuhnya.
“Kabar pemasangan Wakasek cacat karir oleh Kepsek SMAN 1 Sindang ini sebenarnya sudah lama didengar oleh PWI. Ketika sejumlah alumni Sasi angkatan 91 menggelar acara khitanan massal, di kalangan internal dimana sejumlah guru yang hadir banyak memberikan masukan kepada media. Dari mulai Wakasek yang one man show hingga persoalan alasan apa kepsek masih mempertahankan Wakasek yang memiliki catatan buruk bagi dunia pendidikan di Indramayu,” katanya.
“Wah mas yang lagi heboh mah di sasi jabatan Wakasek kuh. Angkat aja di media. Masa sasi milih yang begituan. Malu mas,” jelas sejumlah guru kepada media. Dalam catatan media, saudari Yati Mulyati pernah terlibat persoalan keluarga sehingga kasusnya diadukan ke pihak inspektorat dan dijatuhi sangsi berupa penurunan jenjang kepangkatan hingga beberapa tahun. Begitu versinya.
Dari kutipan berita media yang tayang pada (21/7/2022) berjudul “Kursi Wakasek Kurikulum SMAN 1 Sindang “Digoyang” Skandal Cacat Karir”. Pada paragraf tertentu tertulis, Wakasek SMAN1 Sindang Kabupaten Indramayu Jawa Barat Yati Mulyati digoyang berbagai isu negatif. :Terbaru YM juga diisukan punya “kedekatan kusus” dengan Kepsek Sasi, hingga YM dipercaya sebagai Ketua Panitia Penerimaan Peserta Didik Baru(PPDB) tahun ini,” ujar penulis media Inti Jaya berinisial CS.
Pada (22/7/2022), media dan penulis yang sama, kembali menayangkan berita berjudul, “Terkait isu Wakasek Sasi, KCD Wilayah IX.” Yati Mulyati sudah bersih dari cacat karir. Demikian tanggapan dari Dra Hj. Dewi nurhulaela, M.Pd, secara tegas selaku Kepala Kantor Cabang Dinas(KCD) Pendidikan Menengah Wilayah IX Jawa Barat.
Cuitan dari rekan Resman S tertulis, Mohon ijin kepada Pengurus PWI Indramayu. Siaran pers Ketua PWI perlu dicermati. Dan analis yang dalam jangan sampai organisasi PWI dituduh pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Ini hati-hati, kalau ada komit PWI dengan SMA Sasi, buat keputusan PWI nomor berapa? Biar anggota mengerti. Dan jangan dicampurkan urusan pribadi dengan organisasi ikut terbawa.
“Sekali lagi hati-hati jaga nama organisasi PWI. Pelanggaran dari pemberitaan itu, ada di Pasal 5 ayat (1). yaitu wartawan Indonesia menghormati norma agama dan rasa kesusilaan sesuai UU No. 40 Tahun 1999 Pasal 5 ayat (1) Tentang Pers. Terima kasih,” ujar Resman S Anggota Enom PWI Cabang Jabar, pada cuitannya. (S Tarigan)