Jumat, September 20, 2024

KONANN dan Sejumlah Petambak Kecewa Hasil Kajian Lingkungan Hidup Pasca Ledakan Tangki Pertamina

Indramayu, Demokratis

Dalam rangka sosialisasi hasil kajian lingkungan hidup akibat kebakaran tangki milik PT Kilang Pertamina RU VI Balongan, para petani tambak (petambak) sangat kecewa dari pertemuan yang diadakan oleh PT Pertamina RU VI Balongan pada Selasa (14/12/2021) malam.

Pertemuan sosialisasi hasil kajian lingkungan hidup yang berlokasi di Gedung Patra Ayu, perumahan bumi Patra Indramayu itu, dihadiri semua wakil pejabat pimpinan daerah di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Tercatat tamu undangan tersebut yang hadir di antaranya, Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan – Kementerian Hidup dan Kehutanan RI, Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Kemen LH dan Kehutanan RI.

Kemudian turut hadir Direktur Pemulihan Kontaminasi dan Tanggap Darurat Limbah B3 oleh KLHK serta Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat, dan Ir Sukandar dari PT LAPI ITB yang merupakan salah satu unit usaha dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang berdiri sejak 2004.

PT LAPI ITB sendiri selama ini diketahui telah memberikan layanan profesional bagi Pemerintah Indonesia, Badan Usaha Milik Daerah dan Nasional Indonesia serta Perusahaan Swasta Nasional dan Internasional.

Peristiwa atau insiden kebakaran pada tanggal 29 Maret 2021, yang telah meledakkan sejumlah tangki dengan seri atau jenis T-301G di Kilang milik PT Pertamina Persero RU VI Balongan, menjadi catatan sejarah panjang dan ingatan kelam bagi masyarakat kota mangga.

Burhani anggota Ranting DPD KONANN Indramayu selaku petambak saat menjelaskan kerugian dan mempertanyakan apa upaya dari Pertamina dengan kerugian yang dialaminya.

Kekecewaan itu diutarakan dari perwakilan petambak saat membantah dari penjelasan para ahli maupun pakar saat mempresentasikan hasil kajian pada malam itu yang diragukan oleh para petambak Indramayu.

Jika dari baku mutu kualitas pasca ledakan tangki masih layak dan dapat dipergunakan objek tanahnya, dirasa penjelasan tersebut sangat irasional dengan adanya bukti dari sejumlah bibit udang maupun ikan yang telah gagal untuk dipanen.

“Saya membantah dengan tegas jika dari keterangan para ahli dan pakar bahwa semuanya baik-baik saja, jika plankton masih dapat hidup di alam air, mengapa bibit udang maupun ikan kami pada mati, kemudian sampel yang diberikan oleh PT Pertamina kepada para ahli dan pakar uji tersebut dari mana jika dikatakan baik,” tanya Makrus sebagai peserta yang mewakili dari Kelompok Masyarakat Pesisir Indramayu (KOMPI).

Wakil Ketua DPRD Indramayu, Sirojudin, dengan nada geram meminta kepada panitia dan semua unsur PT Pertamina yang hadir pada malam itu untuk dapat segera berikan jawaban dan pertanggungjawaban kepada masyarakat khususnya para petambak dari pertemuan yang dilakukan pada malam itu.

“Jika hanya acara seremonial, tak perlu berlama-lama seperti ini, berikan saja jawaban dengan mengganti kerugian yang dialami para petambak dari Pertamina. Kan ada CSR, berikanlah CSR-nya, itu yang diharapkan, lalu acara mau selesai jam berapa sudah malam begini,” sergah Sirjodin Wakil Ketua Fraksi PDIP kepada panitia acara.

Nada kekecewaan lainnya muncul dari Dewan Pengurus Pusat (DPP) Komite Nasional Nelayan Nusantara (KONANN), yang telah beberapa kali meminta kepada Bupati Indramayu, untuk mendesak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) agar memberikan jawaban yang pasti hasil uji laboratoriumnya.

“Saya tidak ingin banyak akrobat bahasa pada malam ini di hadapan sejumlah para pakar, ahli, maupun akademisi. Pertanyaannya kepada tim pakar maupun ahli uji adalah, berapa lama jangka atau durasi waktu untuk mengeluarkan sampel yang telah diuji laboratorium. Pertanyaan selanjutnya kepada pemerintah daerah yaitu, apa upaya lain agar Pertamina segera bertanggung jawab dengan kerugian petambak yang dialami pasca ledakan tangki,” ujar Rahmatna Tarigan selaku Humas di DPP KONANN kepada Demokratis.

Dari pertemuan sosialisasi hasil kajian lingkungan hidup pasca ledakan tangki Pertamina yang dinilai nihil tersebut, maka Pemerintah Daerah melalui pihak-pihak terkait akan membuat Forum Grup Diskusi (FGD) yang dibuat dan difasilitasi oleh pihak PT Pertamina RU VI Balongan. (Yusuf/RT)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles