Subang, Demokratis
Seperti sudah ghalibnya bila proses pembangunan akan ada konsekuensinya yang bernilai manfaat dan mudarat terhadap lingkungan.
Namun fenomena pembangunan Bendung Sadawarna terletak di Desa Sadawarna, Kecamatan Cibogo, Kabupaten Subang-Jabar yang dikerjakan di antaranya oleh PT NK (baca: Kontraktor) terkesan banyak mudaratnya, hal ini diduga kuat akibat kontraktor tersebut kurang profesional dalam bekerja, sehingga dampaknya merugikan lingkungan warga masyarakat.
Hal itu bisa dilihat dari kejadian bencana meluapnya air kali Cipunagara untuk kali kedua beberapa waktu lalu di Blok Cisumur-Nanggerang, Desa Tanjung, Kecamatan Surian-Sumedang.
“Bencana itu diduga akibat carut marutnya proyek yang dikerjakan kontraktor tersebut. Sebagai testimoni tidak terselesaikannya jalan lingkar secara tepat waktu, dan sejumlah titik proyek yang tidak kunjung rampung dikerjakan sehingga memperparah lajunya arus air Kali Cipunagara, maka terjadilah luapan air Kali Cipunagara yang imbasnya merugikan warga,” ujar Cucu pentolan Karang Taruna Kecamatan Surian ketika ditemui di Surian, (23/4/2022).
Dampaknya, lanjut Cucu, puluhan hektar sawah garapan petani beserta tanamannya rusak tidak bisa dipanen, sarana transportasi jalan yang menghubungkan dari dan ke Songgom-Tanjung- Surian terputus saat itu, sarana jalan alternatif terendam tidak bisa digunakan warga lagi.
“Intinya dengan peristiwa itu warga sekitar terdampak bencana luapan air menjadi kehilangan mata pencaharian dan kesusahan beraktivitas keseharian,” ujarnya.
Tak hanya itu, kata aktivis warga desa setempat Roni menilai pihak kontraktor wan prestasi terkait kesejahteraan warga di sekitar lingkungan proyek seperti penyerapan tenaga kerja, itu hanya isapan jempol belaka, padahal sebelumnya sudah pernah dibuatkan MoU terkait pemberdayaan dan penyerepan tenaga kerja warga setempat.
Lalu dirinya mempertanyakan realisasi dana Corporate Social Responsibility (CSR) untuk lingkungan dikemanakan, pasalnya hingga saat ini warga masyarakat lingkungan tidak pernah menikmati.
Di kesempatan terpisah, pentolan LSM El-BARA Yadi Supriadi, S.Thi saat dimintai tanggapan (24/4), mengungkapkan dengan semakin meningkatnya pembangunan dipedesaan seperti Proyek Strategis Nasional (PSN) Bendung Sadawarna ini mestinya bisa membantu menyelesaikan sejumlah tantangan nasional seperti pengentasan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pembangunan secara agregat lebih mendorong kemajuan dan kesejahteraan masyarakat khususnya di sekitar lingkungan proyek, kejadiannnya malah sebaliknya.
“Seperti yang kita saksikan hingga hari ini, warga protes atas kerusakan lingkungan yang ditimbulkan dari bencana luapan air Kali Cipunagara. Tak hanya itu kontraktor juga dituding kurang memberdayakan tenaga kerja warga sekitar,” pungkasnya.
Hingga berita ini tayang, pihak kontraktor proyek Bendung Sadawarna belum berhasil dimintai keterangannya. (Abh)