Kota Pekanbaru berulang tahun ke-228 pada tanggal 24 Juni 2022 ini, tak banyak orang tahu. Kecuali sudah lama juga karena tidak banyak tulisan yang menguraikannya. Tidak bisa disalahkan pada masa itu belum lahir, sebab itu perlu ada penjelasan.
Tak ingat Raja Kecik nama pertama Raja dibeslitkan oleh Kerajaan Siak menjadi penguasa kota ini. Di daerah Kampung Bukit Sena Pelan sekarang di situlah Raja Kecik merambah menjadi tempat tinggal. Menjadilah sekarang kota indah dengan segala aneka kesibukannnya.
Seperti kata Makrifat Mardjani almarhum. Tokoh orang Riau yang sempat menjadi anggota perlemen tertpilih dari pemilihan Riau pertama tahu 1955 yang berucap kalau merasa manisnya air tebu jangan lupa petani yang menanamnya. Maksudnya jangan lupa asal muasal. Jangan melupakan yang terlibat.
Makrifat Mardjani mau mengingatkan anak Pekanbaru jangan lalu melupakan tokoh sebelumnya. Betapapun sumbangan mereka. Jangan dilupakan.
Tokoh yang terlibat menjelmakan Kota Pekanbaru seperti sekarang ini banyak untuk disebut satu persatu namanya. Mereka tidak menuntut balas jasa. Seperti nama Datuk Amad, Tengku Bey, Radja Rusli dan lain-lain tapi jangan nama mereka dilupakan.
Menariknya dan mengusik kita Pekanbaru sekarang siapa yang punya, atau siapa yang berjasa. Jawabannya pertanyaan itu, ialah kita. Yaitu kita semua. Yang merubah Kota Pekanbaru dari desa kecil kemudian merambah semak belukar menjelma menjadi menjadi kota. Malahan dalam peredaran jumlah peredaran uang Kota Pekanbaru sudah menyentuh nomor satu terbanyak di Sumatera. Kota besar sudah menandingi Medan dan Palembang.
Paling tidak delapan agenda yang masuk dalam agenda masa depan. Antara lain ekonomi, lingkungan, perdagangan, penduduk, keamanan, kesetaraan, dan transportasi, serta pendidikan. Jadi program masa depan Pekanbaru sebagai ibu kota Provinsi Riau.
Semua ini terkait kemajuan yang ingin dicapai menempatkan Pekanbaru menjadi tempat bekorentasinya penduduk yang semakin hari semakin banyak. Terletak sebagai tanggung jawab pemimpin atau penguasa kota. Wali Kota dan Sekretaris Daerah Kota Pekanbaru menjadi terdepan tanggung jawabnya.
Yaitu Bapak Pejabat Wali Kota Pekanbaru Muslihun dan Bapak Muhamad Jamil sebagai Sekretaris Daerah Kota Pekanbaru dengan segenap jajaranyan. Sementara mitra kerja mereka adalah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota (DPRD Kota). Menentukan hitam putih Kota Pekanbaru ke depan.
Maksudnya mereka inilah yang menyebabkan mewujudkan jadi kota bertuah. Lantaran aman, lancar dan bersih. Menjadi kota tempat semua suku bangsa tinggal bermukim.
Ya, kita bersyukur dengan perkembangan Kota Pekanbaru. Sudah muncul jadi kota harapan dan bertuah.
Memang suku asli Sakai dan suku Talang Mamak serta suku Laut yang menjadi komunitas asli Riau terpinggirkan. Sangat disayangkan mereka ini masih tertinggal secara sosial. Tidak tersentuh oleh perkembangan kemajuan zaman.
Tidak ada yang lain ini menjadi tanggung jawab kita semua. Mereka memang ketinggalan. Tapi itulah nasib mereka bukan kesalahan dan kemauan mereka.
Pada akhirnya artikel ini ingin berujar ciptakan dengan kerja keras. Kita jayakan Pekanbaru menjadi kota bertuah di Tanah Lancang Kuning. Kota milik kita semua.
Kepada Bapak Muslihun yang menjabat Wali Kota Pekanbaru pengganti Wali Kota lama Firdaus MT yang habis masa jabatannya dan Mohamad Jamil sekarang menjabat sebagai Sekretaris Daerah Kota Pekanbaru kita harapkan menjadi lokomatif. Lalu kita ikut bersama. Mejelmakan Kota Pekanbaru yang jaya dan maju.
Selamat ulang tahun. Mudah-mudahan sukses. Semoga!
Jakarta, 12 Juni 2022
*) Penulis adalah Doktor Dosen Paskasarjana Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHANKA) Jakarta. e-mail: masud.riau@gmail.com