Jumat, September 20, 2024

Kritik Sebagai Korektif Positif

Ungkapan kritik perlu berkaitan corruption (korupsi). Awalnya Lord Acton dari Inggris (l887-1906). Yang ia identikkan dengan kekuasaan (power).

Kemudian ia hubungkan dengan kritik dalam ungkapan “power tends to corrupt, and absolute power corrupt absolutely” kekuasaan itu cenderung korup, dan kekuasaan yang absolut cenderung korup secara absolut). Karena itu perlu kritik, adanya kekuasaan dan korupsi.

Terkait  dengan itu. Adanya pernyataan Denny JA yang mengirimkan pesan singkat (SMS) via WA oleh A. Riawan Amin tanggal 8 September 2023 tentang kritik yang saya terima mengindikasikan merosotnya Muhammadiyah. Si pengirim memberi catatan di bawahnya “apakah data-data ini benar“. Dalam WA itu disebutkan anggota Muhammadiyah menyusut di seluruh daerah. Respons saya baik saja, meskipun ada rasa tak enak.

Respons itu berdasar pada upaya Muhammadiyah yang giat tetapi hasilnya demikian. Anggotanya merosot jauh dari yang diharapkan.

Saya tidak mempermasalahkan data–data dari mana diambil. Percaya kepada seorang Denny JA yang sudah banyak dikenal. Berprasangka data-data baik saja bahwa data-data itu benar adanya.

Sejalan dengan itu Yulianto, SH, MH seorang pengacara mersespons juga data itu. Ia kirim kepada saya. Yulianto, SH, MH seraya menyatakan sebuah krtitik itu positif. Bisa menjadi korektif dan positif.

Alam pikiran Yulianto bernada saran ke depan masa datang. Untuk berkaca diri bagaimana tanggapan orang terhadap Muhammadiyah, positif tentu akan didukung. Tapi bila negatif dia tak menyambut baik.

Kesan dia memang tidak poitif. Contohnya di daerah anak muda Muhammadiyah masuk organisasi lain. Mencari yang lebih nyaman sesuai dengan kemauan dirinya.

Tehadap dua tanggapan yaitu S Riawan Amin dan Yulianto, SH, kedua-duanya orang ini saya kenal. Dua-duanya dapat kita beri respons sbb.

Pertama, adalah positif perkataan dimaksud. Karena kritik koreksi diri.

Kedua, pukulan karena gagal menunujukkan yang dikehendaki orang banyak. Khususnya anak muda.

Terhadap kedua respons itu adalah baik saja.

Kita berkaca diri dalam melangkah ke masa depan. Artinya mengatur posisi ke mana mestinya. Kritik adalah korektif dan positif adanya. Pertama, koreksi, yang satu kritik. Dapat menimbulkan semangat baru, atau satu koreksi.

Kita tidak mungkin berpandangan satu fokus saja. Sebaliknya harus melihat banyak arah untuk mengetahui keadaan sebenarnya. Mutlak mutlakan membawa suasana hampa koreksi dan kritik.

Jakarta, 27 September 2023

*) Penulis adalah Doktor Dosen Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles