Jakarta, Demokratis
Kuliah umum pertama Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) tahun 2020, menampilkan Kapolres Metro Jakarta Utara (Jakut) Kombes Pol Budhi Herdi Susianto SIK SH MSi.
Dalam kuliah umum di hadapan ratusan taruna itu, Selasa (7/1/2020), Kapolres didampingi Ketua STIP Amiruddin beserta jajarannya. Selain itu, hadir antara lain Wakapolres Metro Jakarta Utara AKBP Aries Andhi SIK MSi Kabag Ops Polres Metro Jakarta Utara AKBP Sucipto Kapolsek Cilincing Kompol Imam, serta Kasubag Humas Kompol Sungkono.
Menurut kapolres, jangan berpikir business as usual. Di era revolusi 4.0, harus bekerja out of the box. “Tantangan semakin berat. Kalau berpikir biasa saja akan ketinggalan. Kita harus berpikir luar biasa,” cetusnya.
Dia mengutarakan Presiden Jokowi mencanangkan pembangunan SDM harus unggul dan mampu bersaing di era industri 4.0 serta pengelolaan SDM berbasis kompetensi.
Dalam konteks itu, Kapolres memberikan solusi agar menjadi SDM unggul yakni Complex Problem Solving (kemampuan untuk memeahkan masalah yang asing dan belum diketahi solusinya di dalam dunia nyata), Social Skill (Kemampuan untuk bersosialisasi, negosiasi, persuasi, mentoring dan kepekaan dalam memberikan bantuan hingga emotional inteligence).
Selain itu, dia mengemukakan kemampuan dalam Process Skill, System Skill dan Cognitive Abilities. “Kita harus siapkan diri dengan berbagai kompetensi untuk menyambut masa depan gemilang,” ujarnya.
Budhi Herdi Susianto mengemukakan akses begitu luas untuk mendapatkan informasi dan teknologi dalam upaya meningkatkan skill dan kompetensi.
Dalam proses membangun skill dan kompetensi itu, dia mengutarakan jangan terjebak kepada tindakan negatif, terutama kekerasan, yang rentan terjadi di asrama atau boarding.
Dia menuturkan taruna tidak ada niat untuk melakukan kekerasan. Tetapi karena pengaruh dari kawan atau senior, maka melakukan kekerasan. Dianggap lemah bila tidak melalukan kekerasan kepada yunior.
Kapolres mengingatkan banyak aksi kekerasan dilakukan oleh senior atau taruna tingkat empat. Karena merasa menjadi raja, menjadi bebas, akhirnya melakukan kekerasan. Akibarnya dikeluarkan dari kampus dan tersangkut pidana.
“Masa depan menjadi hancur. Karenanya agar lebih berhati-hati saat di tingkat 4. Tinggal selangkah lagi dilantik. Sebentar lagi meraih cita-cita dan masa depan. Jangan dinodai karena faktor internal dan eksternal,” tuturnya.
Menurut Kapolres, sudah bukan zamannya lagi melalukan kekerasan di dalam kampus. “Fokus saja kepada membangun masa depan,” tegasnya. (Red/Dem)