Subang, Demokratis
Kunjungan Raja Lembaga Adat Karatwan (LAK) Galuh Pakuan Rahyang Mandalajati Evi Silviadi ke tanah Papua bersama rombongan KONI Jawa Barat, Selasa (4/2/2020) dalam rangka kesuksesan PON XX Papua.
Kedatangan Raja Galuh Pakuan dinilai menjadi sebuah energi baru bagi orang Papua, untuk bisa menyelenggarakan PON dengan sukses.
Menurut Dewan Adat Papua, yang juga selaku Panitia penyelenggara PON Ke-XX September 2020 Papua, Agustina Afrida Faidiban, kehadiran Raja Galuh Pakuan di tanah Papua, menjadi sosok dan simbol untuk penyelenggaraan PON Papua sebagai pemersatu bangsa. Simbol dimaksud melalui kebudayaan yang satu sama lain berbeda, tetapi satu dalam bingkai kebhinekaan dan NKRI.
“Atas hadirnya Raja dari Jawa Barat, ke tanah Papua, bahwa di Papua juga ada Raja-raja, dan itu secara adat oleh kami diimani dengan iman. Karena Indonesia mayoritas Islam dan Papua mayoritas Kristen. Tetapi di sini di Papua tidak ada perbedaan mayoritas dan minoritas. Artinya Papua aman dan bisa menjadi tuan rumah PON September 2020 nanti. Dan bahwa Papua itu aman, sudah dirasakan oleh Raja Galuh Pakuan di sini,” ujar Agustina saat dihubungi melalui telepon, Rabu (5/2/20202).
Ini yang harus dilakukan oleh Raja-raja lain di Indonesia, kata Agustina, seperti yang sudah dilakukan Raja Galuh di tanah Papua saat ini, untuk memastikan bahwa Papua ini aman. Kalau bisa semua raja di nusantara ini hadir ke tanah Papua.
“Kita semua bersaudara, mari kita sukseskan PON Papua, karena kami menjamin Papua aman, karena Raja Galuh Pakuan sudah hadir dan menengok kami di sini, kami hormat, kami angkat jempol untuk beliau,” tegasnya.
Mengenai persiapan Papua menjadi tuan rumah PON, ia menjelaskan, semua persiapan sudah mencapai 90 persen, tinggal menunggu kepastian, dan pendanaan yang kurang dari pemerintah pusat. Dan ini menjadi klarifikasi atas pemberitaan di media massa, bahwa Papua tidak aman, dan tidak siap menjadi tuan rumah. Semua itu salah. Raja Galuh Pakuan sendiri sudah melihat kesungguhan Papua.
“Yang pastinya kami mendesak keseriusan dari pemerintah, terkait pelaksanaan PON Papua, sekaligus pendanaan yang belum dikucurkan seluruhnya, karena kami butuh kepastian. Karena persiapan kami sudah 3 tahun lamanya,” pungkas Agustina.
Sementara itu kehadiran Raja Galuh Pakuan di tanah Papua disambut para Ondo Oapi (Kepala Suku besar) Papua, yakni dari Tanah Tabi, Tanah Saireri, Mepago, dan Lapago. Dan Dewan Adat Papua (DAP), yang terdiri dari 7 Kepala Suku Adat besar, yang memiliki 503 Suku-suku di tanah Papua. Dan kehadiran Raja Galuh Pakuan di tanah Papua, menjadi bagian terjalinnya persahabatan Sunda-Papua. (Abh)