Kubu Liga Spanyol naik pitam setelah megabintang Prancis itu memutuskan bertahan di klubnya dan menolak pinangan Real Madrid.
La Liga merilis pernyataan penuh amarah terkait keputusan Kylian Mbappe untuk bertahan di Paris Saint-Germain (PSG). Mereka menuduh kampiun Ligue 1 itu “menyerang stabilitas ekonomi sepakbola Eropa” dengan meyakinkan penyerang 23 tahun itu menetap.
Tawaran menit akhir dari Parc des Princes berhasil meyakinkan Mbappe untuk bertahan hanya beberapa hari setelah dia dilaporkan menjalin kesepakatan dengan Real Madrid. Sang pemain bakal menerima imbalan finansial gila-gilaan-setara dengan tawaran dari Santiago Bernabeu-dan diberi keleluasaan informal untuk menentukan arah klub.
Usai Mbappe diumumkan bakal tetap di tanah airnya, kompetisi kasta tertinggi Spanyol itu menyebut bahwa pengaruh finansial PSG sama berbahayanya dengan Super League-kompetisi yang digagas Real Madrid sebelum megaproyek tersebut kolaps.
“La Liga ingin menyatakan bahwa kesepakatan seperti ini menyerang stabilitas ekonomi sepakbola Eropa, membahayakan ratusan ribu pekerjaan dan integritas olahraga ini, bukan cuma di kompetisi Eropa, tetapi juga di liga domestic,” ujar liga papan atas Spanyol itu dalam sebuah pernyataan, Minggu (22/5/2022) dini hari WIB.
“Adalah skandal, bahwa klub seperti PSG, yang musim lalu melaporkan kerugian lebih dari €220 juta setelah mengakumulasi kerugian lebih dari €700 juta di musim-musim sebelumnya (sembari melaporkan pendapatan dari sponsor dengan valuasi yang meragukan), dengan skuad yang memakan biaya hingga €650 juta untuk musim ini, bisa mengajukan kesepakatan seperti itu, sementara klub-klub lain yang mampu merekrut sang pemain tanpa mengorbankan tagihan gaji, jadi tidak bisa merekrutnya.”
“La Liga akan mengajukan komplain terhadap PSG di depan UEFA, pemerintah Prancis, dan otoritas keuangan dan otoritas Uni Eropa untuk terus mempertahankan ekosistem ekonomi sepakbola Eropa dan keberlanjutannya.”
La Liga sebelumnya sempat menuntut agar PSG dijatuhi sanksi finansial karena dianggap melanggar FFP, dan mereka mengakui hal tersebut dalam pernyataan: “Di masa lalu La Liga pernah mengajukan komplain kepada UEFA karena PSG tidak mematuhi financial fair play.”
“Komplain ini sukses dan UEFA menyanksi PSG, sementara Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS), dalam sebuah keputusan yang janggal, membatalkan sanksi tersebut.”
“La Liga dan banyak institusi sepakbola Eropa lainnya sebelumnya berharap bahwa Presiden PSG, Nasser Al-Khelaifi, setelah bergabung dengan badan manajemen sepakbola Eropa seperti Komite Eksekutif UEFA dan kepresidenan Asosiasi Klub Eropa (ECA), bakal menjauhkan diri dari praktik seperti ini karena tahu ini menyebabkan kerusakan parah.”
“Tetapi yang terjadi adalah kebalikannya. PSG melakukan investasi mustahil, mengingat mereka memiliki tagihan gaji yang tak dapat diterima dan mengalami kerugian finansial besar di musim-musim sebelumnya. Itu melanggar peraturan kontrol ekonomi yang ada di UEFA dan Prancis.”
“Perilaku ini menunjukkan sekali lagi bahwa klub yang dimiliki negara tidak menghormati dan tidak mau menghormati peraturan sebuah sektor yang sama pentingnya dengan sepakbola. Peraturan-peraturan ini adalah kunci untuk melindungi dan dan menjaga keberlanjutan ratusan ribu pekerjaan.”
“Perilaku seperti ini, dipimpin Al-Khelaifi sang presiden PSG, dan anggota Komite Eksekutif UEFA serta presiden ECA, mengancam sepakbola Eropa dalam level yang sama dengan European Super League.” (Rio)