Pelatih Xavi Hernandez tak akan bertahan lama Barcelona. Bahkan dirinya terancam pemecatan lebih cepat bila Barca kalah lawan Valencia. Hanya, Barca tak punya kandidat untuk menggantikannya sehingga menyiapkan pelatih yang merupakan ‘orang dalam’.
Barca tak cukup sabar menuai prestasi dari Xavi. Meski sudah memberi trofi La Liga Spanyol dan Supercopa de Espana, namun dua gelar ini masih sangat sedikit. Barca tak kebanjiran trofi seperti era sebelumnya saat ditangani Pep Guardiola atau Luis Enrique.
Tak hanya itu, dua kekalahan berturut-turut menjadikan kinerja Xavi mendapat rapor merah. Setelah kalah 4-2 dari Girona di kompetisi La Lga Spanyol, Blaugrana kemudian menyerah 3-2 lawan Royal Antwerp di Liga Champions.
Laga melawan Antwerp sesungguhnya tak berpengaruh lagi karena Barca sudah lolos 16 besar Liga Champions. Xavi pun lebih banyak menurunkan pemain lapis kedua, termasuk mereka dari akademi La Masia.
Tidak hanya Marc Guiu, bahkan rekannya di timnas U-17, Hector Fort menjadi starter di laga itu. Keduanya baru saja pulang dari Indonesia setelah membawa Spanyol ke perempat final Piala Dunia U-17 2023.
Namun kinerja Xavi tetap dianggap buruk sehingga beredar rumor bila dirinya bakal diberhentikan. Laga melawan Valencia, Minggu (17/12/2023) dini hari WIB, menjadi penentuan nasib eks pelatih Al Sadd ini. Apakah tetap menangania Barca atau diberhentikan.
Hanya saja meski merencanakan memecat Xavi, Barca ternyata tak punya banyak pilihan untuk menggantikannya. Klub akhirnya memilih ‘orang dalam’ dengan menyiapkan Rafael Marquez yang saat ini menangani Barcelona B atau Barcelona Atletic.
Penunjukan Marquez bukannya tanpa risiko. Terutama sektor pengalaman karena dirinya belum pernah menangani tim senior. Eks pemain timnas Meksiko ini baru dua tahun terakhir menjadi pelatih. Itupun di tim-tim yunior.
Marquez sendiri tak lain eks kolega Xavi saat membela Barca selama tujuh musim.
Dia bermain 242 kali sejak 2003 hingga 2010 dengan memenangi empat trofi La Liga, Copa del Rey dan dua kali juara Liga Champions.
Sejak Juli 2022, dirinya menangani Barcelona B dan sudah menandatangani kontrak berdurasi dua tahun. Pelatih berusia 44 ini menjadi favorit Deco, Direktur Sepak Bola klub, untuk menggantikan Xavi.
Deco sesungguhnya memiliki kedekatan dengan Xavi. Mereka sering berdiskusi terkait dengan teknis tim karena status Deco sebagai direktur sepak bola. Hanya dia kemudian mengritik Xavi menyusul kekalahan di Liga Champions.
Menurut infomasi, Xavi merasa disudutkan yang menjadikan hubungan mereka merenggang. Lebih dari itu, nasib eks pemain yang pernah meraih 25 trofi bersama Barca ini menjadi kian tak menentu. Dirinya pun hanya tinggal menunggu waktu kapan diberhentikan.
Presiden klub Joan Laporta sesungguhnya ingin mempertahankan eks pemain yang membawa Spanyol memenangi Piala Dunia 2010 dan dua kali juara Euro 2008 dan 2012 ini sampai masa tugasnya selesai pada 2025.
Apalagi, selama menjadi presiden klub, Laporta sangat jarang memecat pelatih di tengah kompetisi. Ronald Koeman menjadi satu-satunya pelatih yang diberhentikan Laporta di tengah kompetisi.
Hanya saja sebagian anggota dewan direksi ingin pemberhentian Xavi dilakukan lebih cepat. Bahkan laga melawan Valencia dijadikan pertaruhan terakhir Xavi. (Rio)